Harga minyak sawit di Bursa Berjangka Malaysia tercatat menurun pada Senin (20/6/2022) ke level terendah selama lima bulan terakhir. Hal ini dikarenakan Indonesia sudah kembali mendorong ekspor minyak sawit sehingga pasokan diperkirakan membaik, sementara harga minyak mentah mengalami penurunan.
Kontrak minyak sawit acuan FCPOc3 untuk pengiriman September 2022 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange melorot menjadi RM 5.221 (US$1.186,59) per ton, atau terdapat penurunan sekitar 4,27 persen pada awal perdagangan.
Baca Juga: Menilik Isu Deforestasi dan Tudingan Bagi Kelapa Sawit
Dilansir dari Reuters pada Selasa (21/6/2022), pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Persetujuan Ekspor untuk pengiriman lebih dari 820.000 ton minyak nabati di bawah skema Domestic Market Obligation (DMO) dan program percepatan ekspor pada pekan lalu.
Sementara itu, negara importir minyak nabati utama dunia, India, telah menurunkan harga dasar impor minyak sawit mentah, minyak kedelai, emas, dan perak.
Baca Juga: Terbukti! Kemitraan Asian Agri dan Program PSR Angkat Perekonomian Petani Sawit di Daerah
Kontrak kedelai teraktif Dalian DBYcv1 turun 1,6 persen, sementara kontrak minyak sawit DCPv1 turun 3,2 persen. Perlu diketahui, minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Lantas, untuk harga minyak mentah tercatat menurun kendati terdapat pasokan yang ketat setelah terjadi penurunan harga sekitar 8 persen. Hal ini diakibatkan adanya kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan permintaan bahan bakar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: