Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terbukti! Kemitraan Asian Agri dan Program PSR Angkat Perekonomian Petani Sawit di Daerah

Terbukti! Kemitraan Asian Agri dan Program PSR Angkat Perekonomian Petani Sawit di Daerah Pekerja menaikkan buah kelapa sawit yang baru panen di kawasan perkebunan sawit di Desa Berkat, Bodong-Bodong, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Kamis (10/3/2022). Harga buah tandan segar (BTS) kelapa sawit nasional saat ini berada di level terendah di Papua Barat sebesar Rp2.756,73 per kilogram dan tertinggi di Sumatera Barat sebesar Rp3.733,02 per kilogram dan diprediksi akan naik terkait konflik Rusia dan Ukraina. | Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Upaya meningkatkan kesejahteraan petani sawit melalui pola kemitraan dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) terus dilakukan agar produktivitas tetap tinggi. Pendamping dan pelatihan menjadi kunci keberhasilan PSR, baik petani, perusahaan mitra maupun pemerintah daerah dan pusat.

Plasma Koordinator Asian Agri Wilayah Jambi, Agung Wardana dalam Webinar dan Live Streaming dengan tema Dampak Positif Program PSR, Sarpras dan Pengembangan SDM Bagi Petani Sawit seri 6, yang diselenggarakan Media Perkebunan dan BPDPKS di Jakarta, beberapa waktu lalu menuturkan, program kemitraan Asian Agri jangka panjang telah dicanangkan melalui Asian Agri 2030. Agung menyebutkan, secara umum terdapat tiga syarat agar petani plasma maupun swadaya dapat bermitra dengan Asian Agri. 

Baca Juga: Sawit Menjadi Bagian dari Solusi Target Penurunan Emisi Gas di Indonesia

Pertama, petani memiliki kelembagaan yang berbadan hukum, seperti KUD dan asosiasi. Kedua, jarak kebun petani maksimal 60 km dari wilayah operasional Asian Agri. Ketiga, kebun petani bukan berada di kawasan yang dilindungi. 

Lebih lanjut dikatakan Agung, Asian Agri mempunyai kunci sukses dalam mendampingi petani untuk meningkatkan kesejahteraan dari segi perkebunan. Pertama, perusahaan berkomitmen membantu petani.

Kedua, organisasi dan kualitas panen tandan buah segar (TBS) petani yang dikirim ke pabrik kelapa sawit (PKS) merupakan kualitas yang terbaik dari mulai di kebun, menghitung produksi TBS per hari, per bulan, per enam bulan dan setahun.

Baca Juga: Anak Usaha PLN Group Gunakan Cangkang Sawit sebagai Bahan Baku Pembangkit Listrik

Ketiga, pelatihan teknis dan standar operasional kebun dan non teknis. Salah satunya pelatihan teknis kebun seperti panen, pupuk, pengendalian gulma dan hama penyakit. Keempat, pelatihan dan pendampingan kelembagaan KUD dan kelompok tani.  

Sementara, Ketua Gapoktan Rambutan Desa Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Syukron Makmun mengatakan, program PSR dapat mengangkat perekonomian di daerahnya sehingga kehidupan petani menjadi semakin maju dan mantap.

"Kami berharap harga TBS juga seimbang seperti petani mitra," kata Syukron.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: