Dr. Raymond R. Tjandrawinata: Dunia Harus Bersatu Menanggapi Krisis Ekonomi Global Pascapandemi
Amerika Serikat dan mitranya secara aktif bekerja untuk melemahkan ekonomi Rusia melalui sanksi terluas yang pernah dikenakan, dan Rusia merespons dengan memblokir pengiriman gandum Ukraina melalui pelabuhan Laut Hitamnya. Hal ini membuat G20 terpecah dan tidak berdaya.
Kelompok Amerika Serikat telah menyerukan pengusiran Rusia dari kelompok G20 dan mengancam akan memboikot pertemuan jika Rusia hadir. Tetapi mengeluarkan Rusia dari grup tidak mungkin terjadi karena hanya Kanada dan Australia yang secara resmi bergabung dengan permintaan Amerika Serikat untuk melakukannya.
Baca Juga: Rusia: Drone-drone Milik Ukraina Hantam Kilang Minyak Kami
Negara kita yang menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tahun ini bersifat netral dengan tetap mengundang Rusia ke pertemuan November yang direncanakan dan juga mengundang Ukraina, yang bukan anggota G20. Partisipasi Rusia saja mungkin cukup untuk meniadakan G20, tetapi anggota lain juga tidak mungkin mengikuti strategi apa pun yang didasarkan pada penguatan ekonomi global sambil mengisolasi Rusia.
Tiongkok, khususnya, telah menolak untuk memutuskan hubungan dengan Rusia dan berfokus pada swasembada yang lebih besar untuk melindungi ekonominya dari jenis sanksi yang dikenakan terhadap Rusia oleh ekonomi Barat.
Ada banyak lagi inisiatif yang dikemukakan oleh Amerika Serikat dan mitranya di G7. Walaupun sangat kreatif, namun tidak satu pun dari inisiatif ini yang dapat menjawab bagaimana cara menghadapi urgensi krisis saat ini. Saat krisis sebelumnya, pemerintah negara-negara dunia terkemuka mampu memilah dan menyisihkan banyak perbedaan mereka untuk menghasilkan tanggapan kerja sama yang kuat. Namun saat ini hal tersebut belum terlihat sama sekali.
Baca Juga: Kunjungan Jokowi ke Rusia dan Ukraina Bisa Selamatkan Dunia, Alasannya Bikin Bangga
Putusnya kerja sama ini mungkin merupakan efek yang dapat bertahan lama dan hal ini sangat mengkhawatirkan. Namun demikian, gangguan tersebut belum secara signifikan merugikan perdagangan global secara keseluruhan di mana nilai perdagangan dunia mencapai rekor tertinggi pada tahun 2021 sebesar USD28.5 triliun, meskipun melambat tahun ini karena sektor-sektor penting seperti makanan dan energi telah terganggu secara signifikan.
Tetapi krisis saat ini telah menunjukkan bahwa ekonomi terkemuka dunia tidak lagi bersatu pada pentingnya pertumbuhan dan stabilitas ekonomi dan tidak dapat bekerja sama semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut. Kapal pelayaran dunia tahu bahwa ia harus bersatu, namun masalahnya saat ini tidak terdapat nahkoda kapal yang handal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: