Ditunjuk Jadi Ketua Aids to Navigation Fund, Indonesia Ajukan Beberapa Program Kerja Ini
Kredit Foto: ANF
Pertemuan The 26th Aids to Navigation Fund (ANF) Committee Meeting yang digelar oleh 3 negara pantai, Indonesia, Malaysia, dan Singapura di Hotel Merusaka, Nusa Dua, Bali, secara resmi ditutup pada Rabu (22/6/2022).
Pada penutupan Sidang, Ketua Delegasi Indonesia, yang diwakili oleh Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Capt. Weku Frederik Karuntu, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua kontributor atas dukungan yang berkelanjutan terhadap ANF. Weku juga mengundang seluruh pemangku kepentingan yang lain untuk turut berkontribusi dan memberikan dukungan kepada ANF.
Baca Juga: Menkeu: Dana Perantara Keuangan Pandemi G20 Capai USD1,1 Miliar
"Saya harap pertemuan ini dapat menjadi wadah untuk berdiskusi antara Negara Pantai, negara pengguna serta stakeholder yang lain dalam mewujudkan program kerja ANF sebagai implementasi dari Article 43 UNCLOS 1982 guna memastikan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran dapat beroperasi dengan baik dan memadai untuk meningkatkan keselamatan navigasi pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim," kata Weku pada siaran pers, Rabu (22/6/2022).
Weku berharap, pertemuan ini dapat menemukan metode atau ide baru untuk mengundang keterlibatan yang lebih luas dari negara pengguna dan pemangku kepentingan lainnya guna memastikan keberlangsungan ANF.
Senada dengan Weku, Kepala Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok, Raymond Ivan Sianturi, juga menyampaikan apresiasinya kepada negara pantai, negara pengguna, serta pemangku kepentingan lain yang turut berkontribusi dan mendukung ANF. Menurut Raymond, ANF sangat penting dan bermanfaat dalam upaya mewujudkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim, khususnya di Selat Malaka dan Selat Singapura.
Baca Juga: Para Menkeu dan Menkes Anggota G20 Diskusikan Capaian dari JFHTF, Berikut Rangkumannya!
Lebih lanjut, pada penutupan Sidang, Raymond juga meminta dukungan dari Malaysia dan Singapura, serta negara pengguna dan pemangku kepentingan lainnya kepada Indonesia, yang mengemban tugas sebagai Ketua Sekretariat ANF Periode 2022-2024.
Menurut Raymond, menjadi Sekretariat ANF memiliki beberapa keuntungan, antara lain adalah Indonesia bisa mendapatkan kepercayaan dunia pelayaran, baik dari Negara Pantai maupun Stakeholder untuk mengelola keselamatan pelayaran dan Selat Malaka dan Selat Singapura. Selain itu, Indonesia juga dapat mempromosikan keselamatan pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura ke dunia Internasional.
"Sebagai Sekretariat, kita juga dapat mengambil keputusan terkait pengelolaan keselamatan pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura, serta mempromosikan pariwisata Indonesia di dunia Internasional," jelas Raymond.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: