Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hati-hati Maksud Jokowi Jadi Juru Damai Malah Indonesia Dinilai Pro Rusia

Oleh: Achmad Nur Hidayat MPP, Inisiator dan Penggugat UU IKN ke MK

Hati-hati Maksud Jokowi Jadi Juru Damai Malah Indonesia Dinilai Pro Rusia Kredit Foto: AP Photo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo santer dikabarkan akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow akhir Juni ini. Pertemuan tersebut diyakini terkait dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)  G20 yang akan dilaksanakan di Bali November mendatang. 

Sumber media Rusia TASS mengatakan bahwa pertemuan antara Putin dan Jokowi adalah pertemuan yang sangat penting. Karena Indonesia adalah mitra penting Rusia yang telah mempertahankan hubungan politik dan ekonomi yang intensif. 

Baca Juga: Nggak Main-main! Jokowi Disebut Bisa Stop Perang Rusia-Ukraina, Pengamat: Sama Sekali Tak Terlambat

Apalagi, masih menurut sumber TASS, Indonesia tetap mengundang Rusia untuk tetap hadir dalam KTT G20 mendatang di tengah penolakan negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat. 

Jokowi direncanakan melakukan lawatan ke sejumlah negara yang memiliki keterkaitan dengan krisis pangan akibat perang antara Rusia dan Ukraina. Kunjungan tersebut akan dilakukan setelah presiden Jokowi menghadiri pertemuan kelompok G7 di Jerman pada 26-28 Juni mendatang. 

Menurut sumber dalam negeri Rusia, selain membicarakan terkait KTT G20 dengan Presiden Jokowi juga akan membicarakan terkait ekspor gandum Ukraina yang dibutuhkan dunia saat ini dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Indonesia Sebagai tuan rumah KTT G20 memang memiliki kepentingan untuk bertemu negara-negara peserta G20 termasuk Rusia.

Akan tetapi dalam situasi konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina saat ini di mana Rusia mendapat banyak sanksi termasuk dari negara negara Eropa sendiri maka Indonesia perlu berhati hati akan rencana pertemuan tersebut. 

Karena jangan sampai pertemuan ini kemudian membuat hubungan Indonesia dengan negara negara lain yang bukan sekutu Rusia justru menjadi terganggu.

Hal ini patut dipertimbangkan masak-masak oleh presiden Jokowi, karena jangan sampai niat baik presiden Jokowi untuk menjadi juru damai bagi konflik Ukraina-Rusia tapi justru berefek negatif bagi national interest Bangsa Indonesia. 

Karena implikasi dari pertemuan presiden Jokowi ini sangat besar sementara kondisi dalam negeri Indonesia juga sedang tidak baik-baik saja dalam banyak aspek.

Ditambah hutang luar negeri Indonesia yang semakin besar,jangan sampai pertemuan ini justru semakin membuat Indonesia menjadi musuh sebagian negara yang kontra terhadap serangan Rusia ke Ukraina. Semoga presiden Jokowi dan tim diplomat nya bisa berfikir lebih matang lagi, masih ada waktu. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: