Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peran Alumni Sekolah Islam Al Azhar dalam Pola Pengasuhan Anak di Era Digital

Peran Alumni Sekolah Islam Al Azhar dalam Pola Pengasuhan Anak di Era Digital Kredit Foto: Istimewa

Sementara, Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar mendukung dengan adanya aplikasi RUANG ORTU by ASIA. Selaku pemangku kepentingan dari sekolah-sekolah Islam Al Azhar, YPI Al Azhar berharap agar aplikasi ini bisa menjadi benteng bagi umat dalam melindungi generasi-generasi yang sedang berhadapan dengan kemajuan teknologi digital ini. 

"Sekolah Islam Al Azhar sebagai salah satu penggerak digitalisasi sekolah sangat terbantukan. Al Azhar mengikuti perkembangan zaman terutama di bidang teknologi digital. Adanya aplikasi ini juga bisa menjadi pendukung yang bermanfaat bagi kemajuan Al Azhar," ujar Ketua Umum YPI Al Azhar M Suhadi.

DEF GHI, selaku pengembang aplikasi menyatakan, RUANG ORTU by ASIA merupakan solusi dalam pemanfaatan teknologi bagi orangtua begitu pun anak. Aplikasi ini adalah jembatan penghubung antara model pengasuhan konvensional dan model pengasuhan digital.

"Ide aplikasi ini berangkat dari pengalaman pribadi kami sebagai orangtua dalam mengawasi anak dalam penggunaan gadget anak, namun yang beredar dipasar aplikasi saat ini belum ada yang asli Indonesia dan sesuai dengan budaya Indonesia. Maka, DEF GHI sebagai pengembang aplikasi mobile, berkolaborasi dengan ASIA, merancang dan mengembangkan aplikasi digital parenting, dengan ASIA sebagai mitra asuh," jelas Direktur DEF GHI Rafik Ahmad.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Rita Pranawati menyatakan, hasil kajian dan telaah KPAI pada tahun 2020 menunjukkan, negara belum optimal dalam hal memampukan orangtua agar cakap mengasuh sebagaimana mandat Konvensi Hak Anak, dan hal ini berdampak menyeluruh bagi tumbuh kembang anak.

Dari kajian tersebut, baru terdapat 33,8 persen orangtua yang mendapatkan informasi tentang pengasuhan. Salah satu dampaknya adalah, sebanyak 79 persen anak mengatakan tidak memiliki aturan penggunaan gawai. Dampaknya anak memiliki kerentanan menjadi korban kejahatan siber dan penyalahgunaan penggunaan gawai. 

"Kesadaran orangtua tentang hak anak juga masih terbatas sehingga anak mengalami kerentanan dan masih terjadi kasus perkawinan anak, putus sekolah, stunting, serta anak mengalami kekerasan fisik dan psikis. Dominasi pengasuhan oleh ibu dan kurangnya peran ayah juga menyumbang kerentanan pada anak. Untuk itu, kehadiran Ruang ORTU by ASIA menjadi upaya praktik dalam membekali orangtua agar cakap mengasuh, sehingga anak-anak dapat tumbuh sehat dan ceria," Rita, menjelaskan.

RUANG ORTU by ASIA adalah aplikasi digital parenting pertama di Indonesia yang memudahkan orangtua dalam mengasuh dan memantau perkembangan anak-anak mereka. Aplikasi ini dirancang berdasarkan pemahaman budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia dan disajikan dalam bahasa Indonesia.

Di sisi lain, RUANG ORTU by ASIA memiliki mode asuh instan dan program, serta konten-konten positif bagi perkembangan anak. DEF GHI bersama ASIA akan melakukan grand launching Ruang ORTU by ASIA pada akhir Juli 2022. Para orangtua dapat mengunduh aplikasi ini di Google Play Store, sedangkan untuk Apps Store masih dalam tahap pengembangan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: