Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Model Rambut Bondol Langsung Gandrung di Kalangan Perempuan Arab Saudi Gara-gara...

Model Rambut Bondol Langsung Gandrung di Kalangan Perempuan Arab Saudi Gara-gara... A Saudi flag flutters atop Saudi Arabia's consulate in Istanbul, Turkey October 20, 2018. | Kredit Foto: Reuters/Huseyin Aldemir
Warta Ekonomi, Riyadh -

Para perempuan di Arab Saudi berbondong-bondong memotong pendek rambut mereka. Ini merupakan simbol kepercayaan diri di bawah reformasi sosial yang dicanangkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Pemandangan di jalan-jalan Ibu Kota Saudi yang ramai dengan perempuan berambut bondol bukan hal aneh lagi. Terlebih, aturan berhijab sudah dilonggarkan.

Baca Juga: Impor Minyak Mentah China dari Rusia Melonjak 55 Persen, Say Goodbye buat Arab Saudi

Dokter Safi, yang menolak menyebut nama aslinya, meminta penata rambut untuk membabat habis rambutnya yang panjang dan bergelombang, sampai ke lehernya.

Gaya rambut pendek ini semakin populer di kalangan perempuan karir di negara tersebut. Bukan cuma gara-gara alasan kepraktisan, tapi model cepak ini juga diyakini berfungsi sebagai bentuk perlindungan dari perhatian laki-laki, yang tidak diinginkan. Sehingga, dr. Safi bisa fokus ke pasiennya.

"Orang suka melihat feminitas dalam penampilan perempuan. Gaya ini seperti perisai yang melindungi saya dari orang-orang, dan memberi saya kekuatan," tuturnya.

Gaya-gaya rambut pendek ini juga dilakukan oleh selebriti Arab seperti aktris Yasmin Raeis atau penyanyi Shirene, yang telah mengadopsi gaya tersebut.

"Perempuan yang memotong rambutnya dengan gaya ini adalah wanita yang karakternya kuat. Tidak mudah bagi wanita untuk memotong rambutnya," kata stylist Mesir Mai Galal kepada AFP.

Nouf, yang bekerja di sebuah toko kosmetik, juga memotong pendek rambutnya. Dia punya pandangan sendiri soal rambut pendek dan emansipasi perempuan.

"Kami ingin mengatakan bahwa kami ada. Peran kami dalam masyarakat, tidak jauh berbeda dengan peran para laki-laki," tandasnya.

Di salah satu salon di pusat Kota Riyadh, permintaan untuk potongan rambut gaya pria melonjak. Tujuh atau delapan dari 30 pelanggan, meminta salon memangkas rambut mereka dengan model bondol.

Pencabutan aturan soal jilbab di Saudi, hanyalah salah satu dari banyak perubahan yang telah menata ulang kehidupan sehari-hari bagi kaum Hawa di negara tersebut, di bawah pemerintahan Pangeran Mohammed, yang dinobatkan sebagai pewaris ayahnya: Raja Salman bin Abdulaziz (86).

Perempuan Saudi kini tidak lagi dilarang nonton konser dan acara olahraga. Mereka juga mendapatkan hak untuk mengemudi, sejak 2018.

Kerajaan juga telah melonggarkan apa yang disebut aturan perwalian, yang berarti perempuan sekarang dapat memperoleh paspor dan bepergian ke luar negeri tanpa izin saudara laki-lakinya.

Reformasi semacam itu, bagaimanapun, telah disertai dengan tindakan keras terhadap aktivis hak-hak perempuan, bagian dari kampanye yang lebih luas melawan perbedaan pendapat.

Mendapatkan lebih banyak perempuan untuk bekerja adalah komponen utama dari rencana reformasi Visi 2030 Pangeran Mohammed untuk membuat Arab Saudi tidak terlalu bergantung pada minyak.

Rencana tersebut awalnya menyerukan agar perempuan menyumbang 30 persen dari angkatan kerja pada akhir dekade ini, tetapi angka itu sudah mencapai 36 persen, kata Asisten Menteri Pariwisata Putri Haifa Al-Saud kepada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, bulan lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: