Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sahkan Dana Abadi Perguruan Tinggi, Ini Harapan Menkeu Sri Mulyani

Sahkan Dana Abadi Perguruan Tinggi, Ini Harapan Menkeu Sri Mulyani Kredit Foto: Kemenkeu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa saat ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama-sama komitmen untuk menggunakan anggaran pendidikan 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

“Itu untuk the best use dan juga the most effective dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam paparannya pada Peluncuran Merdeka Belajar Ep. 21: Dana Abadi Perguruan Tinggi, yang digelar secara daring, Senin (27/6/2022). 

Baca Juga: Mohon Disimak! 3 Pesan Wamenkeu untuk Perbankan Nasional Swasta, Singgung UMKM

Dana abadi episode 1 sampai dengan episode 21, dari mulai dana abadi untuk PAUD, dana abadi untuk biaya operasi sekolah, dana abadi untuk sekolah penggerak, sampai dengan dana abadi perguruan tinggi, menurut Sri Mulyani, investasi di bidang pendidikan merupakan the best return di dalam semua investasi di dunia. 

“Makannya di berbagai negara itu usia PAUD sekarang dijadikan suatu level dan tingkat pendidikan yang sangat penting dan perhatiannya juga sangat besar. Saya berharap perguruan tinggi di Indonesia juga ikut memikirkan bagaimana memperbaiki pendidikan usia dini di Indonesia, karena itu tidak bisa “oh itu ibu-ibu yang lagi repot saja ngurusin anak-anak yang belum bisa ngajarin pipis ajarin makan” nggak kayak gitu juga, the first to put the foundation of character, value, bahkan dalam hal ini sikap yang baik itu adalah di PAUD,” ujarnya. 

“Tentu yang makin tinggi, seperti yang tadi disampaikan oleh Mas Nadiem. Kalau ingin yang paling cepat itu di perguruan tinggi. Dalam hal ini pada saat kita bicara tentang dana pendidikan yang oleh konstitusi dimandatkan 20 persen dari anggaran, maka kita akan melihat berbagai pilihan-pilihan kebijakan untuk strategi Indonesia dalam memperbaiki kualitas pendidikan, dan pada akhirnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia,” tambah Sri Mulyani. 

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa dana abadi pendidikan yang saat ini sedang berjalan merupakan mandat langsung dari Presiden RI Joko Widodo. Hal itu dimandatkan langsung oleh Bapak Presiden saat dirinya sedang kampanye politik periode kedua. 

“Bapak Presiden bertanya kepada saya, “Bu, kalau saya mau memperbaiki kualitas perguruan tinggi di Indonesia itu caranya bagaimana?”. Tentu sebagai Menteri Keuangan saya juga sering mendapatkan laporan mengenai PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum) dan PTN BLU (Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum),” ujar Sri Mulyani. 

Baca Juga: Getol Serang Anies Baswedan, Giring Terus Ungkit Politik Identitas, Netizen: Nyanyi Lagi Saja!

Menkeu mengungkapkan bahwa total anggaran Dana Abadi untuk pendidikan tahun 2022 ialah sebesar Rp7 triliun, angka itu belum ada penambahan lagi. Ia mengatakan bahwa dirinya telah menagih tambahan untuk dana abadi perguruan tinggi, “Maka lahirlah Perpres Nomor 111 tahun 2021. Poinnya adalah pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi sangat concern terhadap kualitas dan aktivitas perguruan tinggi. Bapak Presiden benar-benar memikirkan mengenai bagaimana to improve quality dari sumber daya manusia Indonesia,” kata Sri Mulyani. 

Pihaknya mengaku bahwa, saat ini berbagai upaya telah dilakukan, sama seperti saat pertama kali ide untuk membuat dana abadi pendidikan dilakukan. Saat itu karena mandat 20 persen tidak bertemu dengan kesiapan, selalu membelanjakan atau menggunakannya secara sangat optimal dan efisien apalagi tanpa korupsi, maka kemudian Kemenkeu berinisiatif membangun dana abadi pendidikan. Menurutnya, supaya uangnya itu tidak selalu dialokasikan saja.  

“Bayangkan waktu kita menyusun APBN awal, belanja Negara didesain 2750 dengan asumsi harga minyak US$ 64 per barel. Hari ini harga minyak hampir dua kali lipatnya, di US$ 120 per barel. Saat ini banyak negara yang sedang menghadapi tekanan luar biasa. Politik, ekonomi, sosial karena kenaikan harga-harga minyak energi dan pangan. Itu bukan suatu hal yang sepele,” kata Menkeu. 

Baca Juga: Gegara Heboh Holywings, Hotman Paris Turun Gunung Temui Ketua MUI, Netizen: Gentleman

“Indonesia mengambil keputusan bahwa dengan kenaikan komoditas memang kita mendapatkan windfall revenue (pendapatan tak terduga). Pertanyaannya windfall revenue mau dipakai untuk apa? dan diputuskan bahwa salah satu yang paling penting pada situasi hari ini. Di saat sesudah dua tahun pandemi maka kita perlu melindungi masyarakat, melindungi pemulihan ekonomi, dan melindungi kesehatan APBN. Tiga tujuan itu semuanya penting, melindungi masyarakat berarti rakyat tidak bisa diandalkan untuk mengambil shock seluruh kenaikan itu, kalau tidak berarti seluruh Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah naik paling tidak dua kali lipatnya, tapi kita tidak lepasin itu. Namun, itu juga tidak mungkin dipikul oleh BUMN seperti Pertamina dan PLN, maka subsidi harus naik dan jumlah subsidi yang harus kita tambahkan sebesar Rp380 triliun, di atas dari 154 triliun. Jadi, subsidi yang Bapak dan Ibu sekalian nikmati dalam bentuk listrik dan BBM itu masih jauh dari harga yang seharusnya, you Actually enjoy the subsidi,” tambahnya.  

Hal ini menyebabkan postur APBN menjadi naik dari Rp2750 triliun menjadi kemungkinan di atas Rp3000 triliun. Supaya tidak melanggar Undang-Undang Dasar yang memandatkan 20 persen dari APBN harus untuk pendidikan. Menkeu mengatakan, naik turunnya harga minyak selalu membuat naik turunnya anggaran pendidikan.  

“Makanya waktu itu kami memutuskan untuk membuat dana abadi pendidikan. pada saat anggaran pendidikan  tiba-tiba naik dan APBN tinggal 6 bulan dijalankan, dan kalau saya gelondori dananya misal saya tambahin Rp30 triliun, pasti kualitas belanjanya tidak karuan, karena tidak diekspektasikan dan mungkin gak siap. Meskipun sudah punya perencanaan, tapi dari sistem penganggaran menurut UU memang kita harus mengamankan semua hal. pada akhirnya kita sebagai warga negara Indonesia dan policy maker dan pengelola kita bertanggungjawab kepada masyarakat untuk menggunakan dana itu sebaik-baiknya,” imbuh Sri Mulyani. 

“Saya ingin berpesan bahwa dengan adanya dana abadi perguruan tinggi, saya minta tolong kepada Bapak dan Ibu sekalian, saya titipkan seluruh anggaran yang luar biasa besar ini untuk pendidikan. Ayo kita sama-sama mengelola dengan baik, saya mengapresiasi semua inisiatif-inisiatif yang dilakukan oleh Mas nadiem dengan 21 episode Merdeka Belajar,” ujarnya. 

Sri Mulyani berharap, perguruan tinggi menjadi pusat-pusat untuk mencerahkan seluruh umat manusia. Sehingga rakyat jadi merasa Indonesia “we have the best people”, dan Pemerintah juga akan terus berupaya dalam memperbaiki dari resources, SDM, tata kelolanya, Pemerintahannya, dan pada akhirnya akuntabilitas serta resultnya.  

Baca Juga: Protes Soal Anies Undang Tukang Bakso, Hasto PDIP Disebut Reaksioner, Kayak Bensin Disambar Api!

“Itulah yang saya anggap sebagai manusia rasional yang punya itikad baik dan ikhtiar yang baik secara terus-menerus. Saya berharap sikap itulah yang muncul dari perguruan tinggi dengan instrumen yang semakin beragam,” harapan Menkeu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: