Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beretika di Ruang Digital, Jadi Netizen Bijak Memilah Informasi

Beretika di Ruang Digital, Jadi Netizen Bijak Memilah Informasi Kredit Foto: Unsplash/ Paul Hanaoka
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masyarakat harus beradaptasi di era teknologi yang memanfaatkan ruang digital untuk kehidupan sehari-hari. Segala budaya akhirnya harus membaur di ruang digital sebab tak ada lagi batas geografis. Diperlukan etika serta sikap toleransi agar ekosistem digital tetap kondusif dan terhindar dari perpecahan. 

"Maka setiap aktivitas digital kita harus dan wajib menggunakan etika digital," kata Dosen Praktisi Program Magister UNAIR dan HR Profesional, Rovien Aryunia saat webinar Literasi Digital wilayah Situbondo, Jawa Timur pada Sabtu (25/6/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima. 

Baca Juga: Tantangan Budaya Bermedia Digital di Era Internet

Lebih jauh dia mengatakan, etika digital atau yang dikenal dengan netiket merupakan tata krama dalam menggunakan internet. Urgensi netiket sendiri diperlukan mengingat pengguna internet berasal dari berbagai macam negara dengan perbedaan bahasa, budaya dan adat istiadat.

"Kita semua manusia, bahkan sekalipun saat berada di dunia digital. Jadi ikutilah aturan seperti dalam kehidupan nyata," katanya lagi.

Setiap individu perlu belajar etika seperti saat mengakses informasi, yakni memilah mana yang hoaks dan memverifikasi kembali sebelum menyebarkannya. Apalagi saat ini dengan adanya internet membuat setiap orang kebanjiran informasi yang semuanya belum tentu kebenarannya. Netiket juga menjadi cara untuk membentengi diri dari hal negatif dan saat berpartisipasi membangun relasi sosial di masyarakat, termasuk diperlukan saat berkolaborasi secara aman dan nyaman dengan pengguna lainnya. 

Baca Juga: Membedakan Fakta dengan Hoaks, Menjadi Etis di Media Digital

Webinar makin cakap digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Madiun, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Siber Kreasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama, di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Dosen Praktisi Program Magister UNAIR dan HR Profesional, Rovien Aryunia dan Ketua Relawan TIK Surabaya, Mujahir Sulthonul serta sebagai key opinion leader yang juga seorang Presenter, Indi Barents.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: