Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Etika Digital, Tetap Jaga Sopan dan Santun di Media Sosial

Etika Digital, Tetap Jaga Sopan dan Santun di Media Sosial Kredit Foto: Unsplash/Christian
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam bermedia sosial, tujuan penggunaan sosial media menjadi landasan terpenting. Sebab, sosial media hanya sebuah alat. Tujuannya beragam, bisa dipakai untuk mengedukasi, promosi, pencitraan diri (personal branding), persuasi, hingga sekadar berekspresi.

Tujuan yang berbeda membuat penggunaan bahasa di media sosial tersebut juga berbeda. Misalnya bermedia sosial untuk mengedukasi, sehingga bahasanya harus merangkul agar orang mau diedukasi.

Baca Juga: Waduh, Ada Foto Dirinya Bersama Eks Petinggi ACT, Anies Baswedan Disebut Ngumpet!

“Apapun tujuannya, haruslah sopan dan positif,” kata CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (1/7).

Di media sosial, setiap orang pasti akan bertemu komentar-komentar negatif. Segala komentar negatif ketika diguyur hal positif akan tenggelam sendirinya. Theo menjelaskan, sikap positif ini juga akan membangun kredibilitas di media sosial.

Tujuan bermedia sosial juga berpengaruh dalam pembuatan konten. Pengguna media sosial yang baik harus memastikan kebenaran dan kredibilitas kontennya. Sehingga dapat terhindar dari konten penipuan, pemerasan, penghinaan, hoax, pornografi, SARA, dan konten negatif lainnya.

“Pastikan konten itu punya dampak positif,” ujar Theo.

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Ungkit Kriminalisasi, Murid Habib Rizieq Ingin ACT Diusut Transparan, Singgung Mega Korupsi Rezim

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick. Kemudian Dosen Universitas Muhammadiyah Malang, JAPELIDI Indonesia, Frida Kusumastuti, serta Founder Komunitas Njombangan, Johar Zauhariy, S.E.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: