Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Naikkan Tarif, Rupiah Rontok! Hati-hati, Bakal Tembus ke Rp17.000

Trump Naikkan Tarif, Rupiah Rontok! Hati-hati, Bakal Tembus ke Rp17.000 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah terus tertekan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi mengumumkan kebijakan tarif timbal balik terhadap sejumlah negara mitra dagang, termasuk Indonesia. Pada perdagangan Kamis (3/4), rupiah di pasar spot melemah 0,33% ke level Rp16.769 per dolar AS, dibandingkan penutupan hari sebelumnya di Rp16.713 per dolar AS.

Pengamat pasar keuangan Ibrahim Assuaibi memperingatkan bahwa pelemahan rupiah berpotensi semakin dalam dalam beberapa pekan ke depan. "Perang dagang ini membuat rupiah kembali melemah. Kemungkinan besar dalam minggu-minggu ini pembukaan pasar akan berada di level Rp16.900, bahkan bisa pecah telur di Rp17.000. Ini harus diwaspadai," ujar Ibrahim, Jakarta, Kamis (3/4/2025). 

Baca Juga: Meski Rupiah Berfluktuasi, Airlangga Bilang Fundamental Ekonomi RI Tetap Kuat

Pelemahan rupiah terjadi setelah AS menaikkan tarif impor hingga 32% untuk Indonesia. Dalam pernyataannya di Rose Garden, Gedung Putih, Rabu (2/4) waktu AS atau Kamis (3/4) pagi waktu Indonesia, Trump menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan melindungi ekonomi AS dari eksploitasi perdagangan.

"Selama beberapa dekade, negara kita telah dijarah, dirampok, dan dieksploitasi oleh negara-negara lain, baik yang berteman maupun yang bermusuhan," ujar Trump. Ia menegaskan bahwa kebijakan tarif timbal balik adalah bentuk perlawanan AS terhadap praktik perdagangan yang dianggap merugikan.

Baca Juga: Perang Dagang Trump Bikin Harga Emas Meroket

Gedung Putih menyatakan bahwa keputusan ini didasarkan pada neraca perdagangan yang dinilai merugikan AS. Berdasarkan data Reuters, Indonesia memiliki defisit perdagangan sebesar US$18 miliar terhadap AS, dengan nilai impor AS dari Indonesia lebih besar dibandingkan ekspornya ke Indonesia. Selain itu, AS menuding Indonesia menerapkan tarif impor tinggi terhadap barang-barang AS, yakni sebesar 64%, sehingga dianggap sebagai bentuk manipulasi mata uang dan hambatan perdagangan.

Selain Indonesia, beberapa negara lain juga dikenakan tarif tinggi, termasuk China (34%), Uni Eropa (20%), Vietnam (46%), Jepang (24%), dan Korea Selatan (25%). Trump menegaskan bahwa tarif yang diterapkan AS masih lebih ringan dibandingkan kebijakan negara-negara tersebut terhadap AS.

Pasar keuangan global kini menghadapi ketidakpastian akibat kebijakan perdagangan Trump. Analis memperingatkan bahwa depresiasi rupiah yang berkepanjangan dapat meningkatkan tekanan inflasi di Indonesia, terutama pada harga barang impor dan komoditas strategis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: