Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kok Cuma Dikaitkan dengan Anies Baswedan, Sih? PDIP dan Menteri Jokowi Aja Pernah Kerja Sama dengan ACT

Kok Cuma Dikaitkan dengan Anies Baswedan, Sih? PDIP dan Menteri Jokowi Aja Pernah Kerja Sama dengan ACT Kredit Foto: Instagram/ACT
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah ramainya dugaan penyelewengan dana umat oleh lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT), banyak pihak yang coba mengaitkan lembaga itu dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Sebut saja, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Guntur Romli, dan pendukung Ganjar Pranowo, Eko Kuntadhi.

Guntur Romli dan Eko Kuntadhi membagikan sebuah foto yang menunjukkan mantan petinggi ACT, Ahyudin, bersama Gubernur Anies Baswedan. Menanggapi hal itu, penggiat media sosial Eko Widodo membagikan tangkapan layar sejumlah momen pejabat negara dan politisi dari berbagai partai yang pernah kerja sama dengan ACT.

Baca Juga: Novel Bamukmin 212 Nggak Main-main Soal Dugaan Penyelewengan Dana ACT, Rezim Sampai Disebut: Jangan Sampai Ditunggangi Kepentingan Politik

"Kasus ACT oleh pendukung Ganjar dikaitkan ke Anies.. padahal PDIP, Nasdem bahkan Gub Khofifah pernah kerja sama dg ACT. Provokasi sampah, Woi kunted mending kau jelaskan sumber dana relawan Ganjar!!" tulis Eko Widodo melalui akun twitternya, @ekowboy2.

"Khofifah saat jabat Mensos & Gub Jatim sudah kerja sama dg ACT, Gub Jabar Ridwan Kamil pun demikian.. Provokasi pendukung Ganjar kaitkan ACT dg Gub DKI karena Anies tak punya celah kasus korupsi!!" lanjut Eko, pada cuitan lanjutannya.

Pada postingan lainnya, Eko Widodo juga membagikan foto dan pemberitaan tiga menteri Jokowi yang pernah bekerja sama dengan ACT.

"3 menteri jokowi turut mengendorse & jalin kerja sama dg ACT apakah lantas pempus bertanggung jawab atas penyelewengan yg terjadi. Buzzer ganjar sdh kalap cari-cari kesalahan Anies!!!" tulisnya lagi.

Sebelumnya, ACT telah meminta maaf buntut adanya isu penyelewengan dana umat. Pascapemberitaan itu, tagar seperti "aksi cepat tilep" dan "jangan percaya ACT" pun bermunculan di media sosial.

Permintaan maaf itu disampaikan oleh President ACT Ibnu Khajar dalam jumpa pers di Kantor ACT, Cilandak Timur, Jakarta Selatan pada Senin (4/7) sore.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: