Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bangkitkan Sektor Perumahan, Kemenkeu Dorong Sinergi Seluruh Pemangku Kepentingan

Bangkitkan Sektor Perumahan, Kemenkeu Dorong Sinergi Seluruh Pemangku Kepentingan Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Keuangan RI, Suahasil Nazara, memberikan dukungannya pada pengembangan sekuritisasi di Indonesia, khususnya untuk menekan gap kepemilikan dan kepenghunian rumah di Indonesia.

Suahasil menuturkan bahwa sekuritisasi juga dapat menciptakan sumber likuiditas baru bagi perbankan maupun lembaga keuangan melalui perubahan aset yang tidak likuid seperti rumah dalam bentuk pinjaman, menjadi lebih likuid dalam bentuk pinjaman menjadi surat berharga. Oleh sebab itu, Dia mendukung agar lebih intens dalam menciptakan pengembangan pasar sekuritisasi perumahan di Indonesia di tengah berbagai macam tantangan yang ada.

“Tentu salah satu hal yang harus kita dorong adalah sekuritisasi di pasar perumahan. Sekuritisasi adalah salah satu solusi yang dapat mengurangi risiko maturity mismatch yang dapat terjadi dalam pembiayaan jangka panjang, contohnya pada sektor perumahan. Selain itu, sekuritisasi juga menciptakan nilai dengan mengurangi biaya perantara dan meningkatkan peluang untuk berbagi risiko dan diversifikasi risiko,” kata Wamenkeu saat dalam sambutannya di hari ke 2 pelaksanaan Securitization Summit 2022: Unlocking Securitization Role in Developing Sustainable Finance” yang digelar oleh Direktorat Jederal Kekayaan Negara dan PT Sarana Multigriya Fiansial (Persero) atau SMF, pada Kamis (7/7/2022) secara virtual. Baca Juga: Menkeu Ajak Stakeholder Perumahan Dukung Pengembangan Sekuritisasi KPR

Suahasil menegaskan bahwa untuk mendukung pasar sekuritisasi yang lebih baik, diharapkan para pelaku pasar dapat berkolaborasi dan aktif memberikan masukan kepada juga regulator. Selain itu investor juga penting dalam membangun pemahaman yang sama tentang sekuritisasi aset dan instrumennya.

“Masukan dari seluruh stakeholder menjadi sangat penting sehingga pemerintah dapat semakin menajamkan kebijakannya. Saya berharap forum ini nanti akan memunculkan ide-ide baru untuk mempelajari praktik-praktik baik yang dilakukan di negara lain, dan membuka wawasan para pihak dan seluruh pelaku pasar yang terlibat dalam sekuritisasi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Dia mengatakan bahwa sektor industri perumahan adalah salah satu sektor yang mendapatkan pukulan yang cukup dalam oleh karena itu menurutnya sektor ini kemudian menjadi prioritas untuk dapat segera dipulihkan.

“Saya ingin memastikan bahwa sektor perumahan akan terus didukung oleh pemerintah, terutama sektor perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Dukungan pemerintah selama ini juga sangat luar biasa melalui berbagai macam cara pemerintah memberikan support kepada Tapera melalui Fasilitas Likuiditas Pendanaan Perumahan. Di samping itu, pemerintah juga memberikan support melalui PT SMF (Persero) atau SMF yang menjadi salah satu inisiator dari acara sekuritisasi ini,” katanya.
 
Beliau juga mengatakan bahwa pemerintah juga memiliki Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang khusus bergerak dalam mendukung industri perumahan di Indonesia, salah satunya yaitu 1) SMF yang merupakan BUMN di bawah Kemenkeu RI yang memiliki fokus dan peran di pembiayaan sekunder dan sekuritisasi aset perumahan; kemudian 2) Perumnas yang juga bekerja di sektor konstruksi dan juga di sektor perumahan, dan 3) Bank BTN yang juga bekerja sebagai Bank Tabungan Negara salah satu salah satu fokus kerjanya juga di sektor perumahan.

“Saya ingin ketiga alat pemerintah ini - alat negara - itu bekerja secara sinergi kita pastikan sinergi berlangsung di antara seluruh alat negara untuk mendukung pemulihan sektor perumahan di Indonesia dan connect lebih lanjut dengan anggaran Pemerintah yang disalurkan melalui kementerian dan lembaga dan juga Pemerintah Daerah,” kata Wamankeu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: