Kredit Foto: Antara/Dedhez Anggara
"Kita harus mempertahankan keberadaan komoditas-komoditas yang tidak hanya berharga di dalam negeri namun juga pasar internasional yang merupakan urat nadi kehidupan bangsa Indonesia," tegas Kris.
Selain kepentingan, tambah Kris, regulasi juga harus mempertimbangkan waktu, yaitu masa sekarang dan masa depan. Regulasi yang ideal pada masa sekarang, menurut Kris, adalah regulasi yang memberikan jaminan kesejahteraan bagi para petani. Sedangkan terkait perspektif masa depan, regulasi tidak hanya memberikan jaminan kesejahteraan pada petani, namun juga memberdayakan lingkungan sehingga keanekaragaman hayati tetap terjaga.
Baca Juga: Dilema Harga Sawit Dirasakan Petani dan Perusahaan
Pada Hari Krida Pertanian, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kembali menegaskan jika bertani dan mengurusi Pertanian bukan sekedar profesi. Karena, pertanian menjadi upaya yang langsung memiliki pahala dengan mengurusi kebutuhan pangan bagi 273 juta jiwa masyarakat Indonesia.
"Petani itu keren, bertani itu hebat. Semakin hebat, dengan perbaiki cara bertani dengan lebih modern. Kurang apa di Indonesia? Matahari bersinar terus, sumber air ada di mana-mana," tuturnya.
Baca Juga: Bupati Sumedang: Sektor Pertanian Penggerak Ekonomi dan Buka Lapangan Pekerjaan
Karena itu, menurutnya kepala dinas, camat, bupati, gubernur hebat, jika pertanian di wilayahnya bisa hebat. Dirinya juga mengajak kaum milenial untuk memacu pertanian agar lebih maju, mandiri dan modern daripada sebelumnya.
"Sehingga, Hari Krida Pertanian ini bukan sekedar upacara, tetapi lebih kepada konsolidasi idealisme, agar kebutuhan pangan bagi rakyat bisa terpenuhi oleh masyarakat pertanian," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas