Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies Sebut Perekonomian Masyarakat Jakarta Membaik, Ini Salah Satu Indikatornya

Anies Sebut Perekonomian Masyarakat Jakarta Membaik, Ini Salah Satu Indikatornya Kredit Foto: Instagram/Anies Baswedan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut bahwa perekonomian masyarakat Jakarta berangsur membaik. Hal tersebut dia katakan berdasarkan meningkatnya permintaan hewan kurban pada saat Iduladha, Minggu (10/7/2022).

Anies menilai, peningkatan signifikan jumlah kambing dan domba kurban menjadi salah satu indikator membaiknya perekonomian masyarakat karena mampu membeli hewan kurban yang harganya cukup tinggi.

Baca Juga: Permintaan Hewan Kurban Meningkat 10.000 Ekor, Anies Baswedan: Masyarakat Percaya Jakarta Bebas PMK

"Yang menarik juga adalah jumlah kurban kambing dan domba mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Itu menandakan bahwa masyarakat yang mampunya membeli kambing, perekonomiannya membaik juga," kata Anies dalam keterangannya, Minggu (10/7/2022).

Anies mengungkapkan, hal tersebut merupakan tanda yang positif. Artinya, kata Anies, semakin banyak masyarakat yang siap beribadah kurban dengan perekonomian keluarga yang terus membaik.

"Dengan jumlah kambing yang dikurbankan menjadi lebih banyak lagi, itu tanda yang positif. Kita bersyukur bahwa semakin banyak masyarakat yang siap berkurban," katanya.

Baca Juga: Anies Baswedan Bawa Anak-Istri ke RPH, Sorot 500 Ekor Sapi Siap Potong Tiga Hari ke Depan

Sementara itu, Anies mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan jumlah permintaan hewan kurban di hari Iduladha lalu. Pada tahun-tahun sebelumnya, kebutuhan hewan kurban sekitar 42.000 sampai 47.000. Tahun ini, permintaan hewan kurban meningkat sekitar 10.000 ekor.

Dengan demikian, kata Anies, total keseluruhan permintaan hewan kurban menjadi 58.000 ekor di tahun 2022.

"Ternyata, 58 ribu itu adalah karena hewan dari luar daerah dibawa ke Jakarta, di sini ada proses pengawasan sistematis sehingga warga luar Jakarta memilih membeli di Jakarta. Jadi, 58 ribu itu 10 ribu lebih keluar dari Jakarta lagi. Awalnya dibawa masuk ke sini, lalu dijual di Jakarta, tapi pembelinya dari luar Jakarta, mereka cenderung membeli di Jakarta. Hal tersebut menandakan bahwa mereka mempercayai sistem checking di sini," paparnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: