Gugatan Partai Gelora Ditolak MK, Respons Fahri Hamzah Menggelegar: Yang Kami Sayangkan...
Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan yang dilakukan oleh Partai Gelora terkait keserentakan Pemilu 2024.
Mengenai hal ini, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menyayangkan keputusan MK yang menolak uji materi Pasal 167 Ayat 3 dan Pasal 347 Ayat 1 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Menurut Fahri, MK menyatakan Gelora memiliki legal standing saat mengajukan uji materi Pasal 167 dan Pasal 347.
Namun, hakim MK menolak melanjutkan sidang dan berhenti di pemeriksaan permohonan.
"Itulah yang kami sayangkan setelah dua aspek ini dipertimbangkan oleh Majelis Hakim MK, yaitu aspek legal standing dan dasar pengajuan diterima, justru majelis hakim menolak untuk meneruskan sidang," kata Fahri melalui keterangan persnya, Senin (11/7/22).
Dia melanjutkan pendirian MK sebenarnya bisa berubah apabila ada pemeriksaan pokok perkara uji materi yang diajukan Partai Gelora.
Ke depan, Fahri berharap MK bisa membuka ruang debat di persidangan apabila ada pihak lain yang menggugat Pasal 167 Ayat 3 dan Pasal 347 Ayat 1 UU Nomor 7 Tahun 2017 terkait keserentakan Pemilu.
"Jadi, sekali lagi, legal standing Partai Gelora diterima, alasan permohonan dianggap baru dan belum pernah dipakai, artinya diterima, tetapi sidang tidak diteruskan karena para hakim MK anggap belum perlu berubah sikap," ungkap dia.
Sebelumnya, MK menolak permohonan judicial review atau uji materi bernomor 35/PUU-XX/2022 yang diajukan Partai Gelora yang diwakili oleh Muhammad Anis Matta, Mahfuz Sidik.Â
"Menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya," bunyi amar putusan yang dibacakan Ketua MK Anwar Usman, Kamis (7/7).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: