Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pecah Rekor, 35 Perempuan Duduk di Kursi Majelis Tinggi Jepang, 2 Orang dari Partai Shinzo Abe

Pecah Rekor, 35 Perempuan Duduk di Kursi Majelis Tinggi Jepang, 2 Orang dari Partai Shinzo Abe Kredit Foto: Japan Times/Magdalena Osumi
Warta Ekonomi, Tokyo -

Pemilihan umum parlemen di Jepang, Minggu (10/7/2022) telah memecahkan sebuah rekor baru. Majelis Tinggi (House of Councillor/Dewan Penasihat) akan diisi oleh 35 orang perempuan. 

Jumlah tersebut memecahkan rekor pemilihan sebelumnya pada 2019 yaitu 28 orang. Tak hanya itu, perempuan yang menjadi kandidat dalam pemilihan tiga tahunan itu, tahun ini adalah yang tertinggi. Yakni 181 kandidat.

Baca Juga: Perluas Kerja Sama dengan Jepang, Jawa Barat Fokus Tenaga Kerja dan Pendidikan

Di antara perempuan yang terpilih adalah Junko Mihara dan Satsuki Katayama dari Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa. Sementara Renho Murata dari oposisi utama, Partai Demokrat Konstitusional Jepang (CDPJ)

"Saya senang," kata mantan wakil ketua CDPJ Kiyomi Tsujimoto (62).

Jumlah kandidat dalam pemilihan 10 Juli lalu 33,2 persen melampaui 30 persen untuk pertama kalinya di Jepang pascaperang baik di Majelis Tinggi maupun Majelis Rendah. Namun angka tersebut masih jauh dari target Pemerintah untuk mencapai 35 persen pada 2025.

Partai-partai oposisi umumnya punya kandidat perempuan yang tinggi dalam pemilihan Minggu. Yakni Partai Komunis Jepang dan CDPJ di atas 50 persen.

Di posisi kedua, Partai Demokrat untuk Rakyat dengan kuota di atas 40 persen. LDP lebih rendah di 23,2 persen, tetapi punya target keterwakilan  perempuan di partai mencapai 30 persen dari calonnya. 

“Kami dapat melihat bahwa dunia politik mencoba merespon gerakan sosial menuju keragaman, karena meningkatnya jumlah keterwakilan perempuan di partai," kata analis yang menyoroti masalah gender dari Universitas Tokyo, Toko Tanaka.

Menyoroti bahwa Jepang dikenal secara internasional karena ketidaksetaraan gendernya di dunia politik dan perusahaan, Tanaka mengatakan, agar semua pihak bekerja untuk memecahkan masalah dengan mendengarkan suara rakyat tergambar dalam dalam pemilihan.

Pemilih Majelis Tinggi Jepang berlangsung 10 Juli 2022, dua hari sejak wafatnya mantan Perdana Menteri Shinzo Abe setelah ditembak saat kampanye.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: