Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahana TCW Gandeng Standard Chartered Pasarkan Reksa Dana Syariah Saham Luar Negeri

Bahana TCW Gandeng Standard Chartered Pasarkan Reksa Dana Syariah Saham Luar Negeri Kredit Foto: Reksa Dana
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) secara resmi menunjuk Standard Chartered Indonesia sebagai salah satu Agen Penjual untuk memperluas distribusi produk terbarunya, yaitu reksa dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity. Reksa dana syariah ini memiliki fokus investasi di saham-saham perusahaan industri kesehatan global.

Presiden Direktur Bahana TCW, Rukmi Proborini menyampaikan, di tengah kondisi perekonomian global yang sedang tertekan fase stagflasi, atau minim pertumbuhan ekonomi di tengah tingginya inflasi, sektor kesehatan termasuk sektor yang resilien terhadap badai tersebut karena termasuk industri yang defensif dan esensial, sehingga berinvestasi pada perusahaan healthcare adalah salah satu alternatif yang menarik sesuai dengan kondisi makro ekonomi saat ini.

"Sementara kemitraan kami bersama dengan Franklin Templeton dan Standard Chartered Bank adalah untuk memperluas jalur distribusi reksa dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity yang merupakan Reksa Dana Syariah Saham Luar Negeri pertama di Indonesia yang fokus di industri kesehatan Global," ujarnya di Jakarta, Selasa (12/7/2022). Baca Juga: Perluas Distribusi Reksa Dana, Bahana TCW Dukung Kerjasama Fundtastic dan Bank Muamalat

Sementara itu, Head of Wealth Management Standard Chartered Indonesia, Meru Arumdalu menjelaskan, belum lama ini, Standard Chartered Bank baru saja mengeluarkan Global Market Outlook untuk periode semester kedua tahun 2022, yang membahas langkah kehati-hatian yang harus diterapkan bank-bank sentral di seluruh dunia untuk menjaga inflasi serta menghindari terjadinya resesi perekonomian.

Dia memperkirakan bahwa inflasi akan mereda hanya secara bertahap, dan menyebabkan The Fed mempertahankan sikap agresifnya. Menyikapi kondisi ini, sejumlah industri dinilai sebagai defensive sector atau saham defensif, seperti industri healthcare, energy dan financials di Amerika dan Eropa.

"Melalui penambahan reksa dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity pada pilihan produk investasi Standard Chartered Bank, kami berharap dapat semakin memberikan alternatif bagi nasabah kami untuk mencapai tujuan keuangannya," tukasnya.

Mengacu pada data yang disajikan Forbes Advisor, sektor Kesehatan di Amerika Serikat (AS) menjadi sektor yang paling potensial untuk jangka menengah maupun panjang.

Hal ini terlihat dari tingkat pengeluaran kesehatan masyarakat di Amerika Serikat menyumbang hampir 18% dari produk domestik bruto (PDB) AS pada akhir 2019, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai US$6 triliun per tahun atau setara 19,7% dari PDB AS pada tahun 2028.

Proyeksi positif sektor kesehatan juga dipicu oleh meningkatnya kesadaran masyarakat global akan pentingnya kesehatan paska pandemi. Terlebih pertumbuhan di sektor kesehatan juga akan didorong oleh pelibatan teknologi, tren populasi yang semakin menua dan meningkatnya kebutuhan layanan kesehatan untuk penyakit tidak menular dan kondisi kronis lainnya.

Adapun komposisi portofolio reksa dana ini adalah lebih dari 50% ditempatkan pada sektor unggulan di pasar Amerika Serikat dan sisanya diinvestasikan di sejumlah negara ekonomi utama dunia, antara lain Jepang, Perancis, Jerman, Inggris dan Australia. Produk Reksa dana syariah ini dapat dibeli dengan minimum pembelian mulai dari US$10 ribu.

Berkolaborasi dengan Franklin Templeton yang memiliki pengalaman serta kapabilitas global dalam rancangan strateginya, produk ini menerapkan prinsip syariah dan mengintegrasikan ESG dalam pengelolaan portofolio produk. 

Head of Retail Sales, Southeast Asia, Franklin Templeton Clement Lee, mengatakan, Franklin Templeton senang dapat bekerja sama dengan Bahana TCW untuk mendukung kemampuan investasi baru yang menarik bagi investor Syariah Indonesia.

“Kami melihat peluang besar dalam industri kesehatan global seiring meningkatnya kemajuan teknologi yang semakin cepat dan tren demografis jangka panjang. Dengan latar belakang ketidakpastian makroekonomi global dalam jangka pendek ini, sektor kesehatan tetap menjadi sektor yang menguntungkan dan menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat dan paling defensif," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: