Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yang Nggak Suka Anies Baswedan Jangan Kelojotan! Ramai Teriakan 'Anies Presiden', Pengamat: Alamiah Bukan Rekayasa, Mereka Tidak Bisa Dibeli

Yang Nggak Suka Anies Baswedan Jangan Kelojotan! Ramai Teriakan 'Anies Presiden', Pengamat: Alamiah Bukan Rekayasa, Mereka Tidak Bisa Dibeli Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai salah satu sosok kandidat Capres 2024, segala kegiatan Anies Baswedan nampakya sulit untuk tidak dapat perhatian, salah satunya saat momen Idul Adha kemarin.

Gubernur DKI Jakarta tersebut beberapa waktu lalu menyerahkan sapi kurban berbobot 1.2 ton kepada panitia di Ramp Barat JIS, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Sejumlah masyarakat berteriak dan mendoakan Anies menjadi Presiden 2024.

Pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga memberikan tanggapannya.

"Gema teriakan itu sudah sering mengemuka saat Anies ada di keramaian dan terkesan alamiah, bukan rekayasa," ujar Jamiluddin kepada GenPI.co, Rabu (13/7).

Menurutnya, hal yang paling mencolok dalam teriakan itu karena berasal dari kelompok masyarakat yang relatif terdidik. 

Baca Juga: Kasihan Juga Pembenci Anies Baswedan... Refly Harun Bongkar Kemampuan di Atas Rata-rata Anies Dibanding Gubernur Sebelumnya, Simak!

"Kelompok ini memang tidak bisa dibeli dalam menyuarakan keinginannya, termasuk dukungannya kepada Anies," tambahnya.

Akademisi dari Universitas Esa Unggul mengatakan kelompok warga terdidik ini begitu antusias mengkampanyekan Anies melalui berbagai jenis media sosial. 

"Itulah yang membuat gusar pihak-pihak yang tidak menghendaki Anies menjadi capres," ucapnya. 

Lebih lanjut, Jamiluddin menyebut, pihak-pihak lawan terus berupaya mendeskreditkan Anies sebagai sosok yang tak layak menjadi capres.

Sayangnya, pola menyudutkan itu justru membuat sebagian anak bangsa makin mencintai Anies. (*)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: