Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemulihan Kesepakatan Nuklir buat Iran Adalah yang Utama, Barat Layangkan Peringatan

Pemulihan Kesepakatan Nuklir buat Iran Adalah yang Utama, Barat Layangkan Peringatan Kredit Foto: Reuters/Lisi Niesner
Warta Ekonomi, Teheran -

Iran mengatakan pihaknya tetap berkomitmen untuk melakukan pembicaraan untuk memulihkan kesepakatan nuklir 2015 dengan kekuatan dunia. Itu karena negara-negara Barat terus memperingatkan bahwa waktu untuk menyelamatkan perjanjian penting itu terbatas.

Nasser Kanani, juru bicara baru kementerian luar negeri Iran, mengatakan kepada wartawan selama konferensi pers pada hari Rabu bahwa waktu dan tempat untuk melanjutkan pembicaraan tidak langsung dengan Amerika Serikat, yang secara sepihak meninggalkan kesepakatan pada 2018, akan “segera” diumumkan.

Baca Juga: Apa yang Dilakukan Biden buat Setop Nuklir Iran Cukup Berani, Lihat Strateginya

“Cara untuk melanjutkan negosiasi dan tempat untuk negosiasi sedang dibahas,” katanya, dilansir Al Jazeera.

Dia menambahkan bahwa menteri luar negeri Iran Hossein Amirabdollahian dan kepala negosiator Ali Bagheri Kani terus berhubungan dengan rekan-rekan Eropa mereka yang bertindak sebagai mediator dengan Washington.

Ini terjadi sehari setelah Catherine Colonna, menteri luar negeri baru Prancis, mengatakan kepada para politisi bahwa Iran menggunakan taktik penundaan sambil terus maju dengan program pengayaan uraniumnya.

“Jendela peluang akan ditutup dalam beberapa minggu. Tidak akan ada kesepakatan yang lebih baik dengan yang ada di atas meja,” katanya.

Pejabat AS juga telah memperingatkan peluang terbatas untuk menyelamatkan kesepakatan, tetapi menahan diri dari menetapkan tenggat waktu.

Tetapi Kanani mengatakan pada Rabu bahwa para pejabat Barat tidak memiliki hak untuk memarahi Teheran sejak keputusan AS untuk menarik diri dari perjanjian itu dan Eropa sejak itu mematuhi sanksi keras Washington terhadap Iran.

“Pihak yang dalam posisi menyatakan tuntutan adalah Republik Islam Iran, yang tidak mengakui hak pihak (Barat) untuk memposisikan diri sebagai pihak yang mengajukan tuntutan atau bahkan ancaman,” kata juru bicara kementerian luar negeri Iran.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: