Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mantan Perdana Menteri yang Kini Menjabat Presiden Sementara Sri Lanka Maju di Pemilu, Settingan?

Mantan Perdana Menteri yang Kini Menjabat Presiden Sementara Sri Lanka Maju di Pemilu, Settingan? Kredit Foto: Reuters/Adnan Abidi
Warta Ekonomi, Kolombia -

Mantan Perdana Menteri dan kini penjabat Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menegaskan bahwa dia ingin bersaing memperebutkan posisi teratas. Kepada CNN, dia menggarisbawahi bahwa dia "bukan pemerintahan yang sama."

"Saya tidak sama, orang tahu itu. Saya datang ke sini untuk menangani ekonomi," katanya kepada CNN dari parlemen di ibu kota administratif negara Sri Jayawardenepura Kotte, Senin (18/7/2022).

Baca Juga: Kronologi Sri Lanka Bangkrut Dibongkar, Penjabat Presiden: Pemerintah Sebelumnya Tutupi Fakta...

Wickremesinghe mengungkap alasan mengapa dia ingin menjadi presiden, saat amarah rakyat Sri Lanka bergeser kepadanya sepeninggal Gotabaya Rajapaksa yang melarikan diri.

"Saya tidak ingin ini terjadi di negara ini. Apa yang terjadi pada saya, saya tidak ingin orang lain menderita ... Tentu saja saya tidak mau' tidak ingin itu terjadi pada orang lain," imbuhnya. 

Orang-orang terus antre di luar SPBU selama berjam-jam dan bahkan berhari-hari sehingga sangat berharap untuk membeli bahan bakar. Banyak bisnis lokal tutup dan rak supermarket semakin tandus.

Penjabat presiden itu juga mengomentari kehidupan warga Sri Lanka tetap kacau saat mereka menghadapi krisis yang melumpuhkan negara itu. Wickremesinghe mengatakan orang bisa memprotes "secara damai." 

"Jangan menghalangi anggota parlemen dan parlemen menjalankan tugasnya," katanya.

Wickremesinghe telah mengumumkan keadaan darurat nasional mulai Senin, dalam upaya untuk memadamkan kemungkinan kerusuhan sosial menjelang pemilihan presiden parlemen pada 20 Juli.

"Kami berusaha mencegah (polisi dan militer) menggunakan senjata," kata Wickremesinghe. "Mereka telah diserang pada beberapa kesempatan, tetapi kami masih mengatakan kepada mereka untuk mencoba yang terbaik untuk tidak menggunakan senjata."

Tapi Wickremesinghe mengatakan dia bisa "memahami apa yang (orang-orang Sri Lanka) alami."

"Saya memberi tahu mereka bahwa ada tiga minggu yang buruk ... Dan seluruh sistem telah rusak," katanya. "Kami tidak akan memiliki gas, kami tidak akan memiliki diesel. Itu buruk."

Wickremesinghe mengatakan dia tidak akan membiarkan pengunjuk rasa menghalangi parlemen dari pemungutan suara Rabu, atau membiarkan lebih banyak bangunan diserbu.

"Harus ada hukum dan ketertiban di negara ini," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: