Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dikelola Dua Perusahaan yang Tidak Terafiliasi, Ini Perbedaan Baba Rafi Kelolaan Nilam dan Hendy

Dikelola Dua Perusahaan yang Tidak Terafiliasi, Ini Perbedaan Baba Rafi Kelolaan Nilam dan Hendy Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kebab Turki Baba Rafi tidak lagi dikelola oleh satu perusahaan saja. Sejak tahun 2017, pionir waralaba kebab di dunia ini dimiliki oleh dua entitas yang tidak saling terkait satu sama lain, tidak terafiliasi, dan tidak ada kolaborasi bisnis sama sekali.

Dua entitas atau perusahaan pengelola Baba Rafi itu adalah PT Sari Kreasi Boga Tbk (SKB Food) yang didirikan oleh seorang entrepreneur perempuan yaitu Nilamsari dan PT Babarafi Internasional (Babarafi Enterprise) yang dibentuk oleh Hendy Setiono.

SKB Food yang saat ini sedang dalam proses go public dengan melakukan penawaran perdana saham kepada publik (Initial Public Offering/IPO) dipimpin oleh Direktur Utama, Eko Pujianto. Adapun founder Baba Rafi sejak tahun 2003 yaitu Nilamsari menempati posisi sebagai Direktur Pengembangan Bisnis.

Baca Juga: Dari Gerobakan Trotoar Menuju Lantai Bursa, Rencana IPO SKB Food Baba Rafi Trending

”Saya baru berusia 19 tahun ketika Baba Rafi mulai berdiri. Saya adalah founder dan Hendy juga founder. Tidak ada yang co-founder karena setelah itu juga diperjuangkan bersama,” ucap Nilamsari dalam keterangan resminya. 

Terbentuknya dua entitas tersebut merupakan konsekuensi atas perceraian pernikahan antara Nilamsari dengan Hendy pada tahun 2017. Sejalan dengan itu, sesuai Putusan Pengadilan dan disepakati bersama, PT Babarafi Indonesia yang sudah berdiri sebelumnya dengan porsi kepemilikan saham 50:50 harus dibubarkan.

Meski begitu, sebagai sebuah brand, Baba Rafi masih boleh dijalankan untuk kepentingan bisnis dengan kepemilikan bersama. 

“Pembagiannya adalah Hendy Setiono bersama perusahaannya di Surabaya mengelola merek Kebab Turki Babarafi dan Container Kebab by Babarafi wilayah timur. Dan saya dengan nama perseroan PT Sari Kreasi Boga atau SKB FOOD mengelola Kebab Turki Babarafi dan Container Kebab by Babarafi wilayah barat, meliputi Sumatera, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan dan Jakarta sekitarnya (Jabodetabek),” ujar Nilam. 

Ia mengemukakan bila pembagian area pengelolaan Baba Rafi itu juga tertuang dalam putusan Pengadilan Agama (PA) Jakarta Selatan No. 1773/Pd. G/2017/PA mengenai pembagian wilayah operasional. 

Baca Juga: Dikelola Manajemen Muda, Baba Rafi SKB Food Bertransformasi menjadi Korporasi Saat Pandemi

Nilamsari mengatakan ketika SKB Food berdiri pada 2017, bisa saja tidak melibatkan brand Baba Rafi. Meski begitu, pada akhirnya diputuskan untuk tetap merawat dan terus membesarkan usaha waralaba tersebut mengingat dampak positif yang besar terhadap UMKM Indonesia supaya semakin berkembang, khususnya bidang kuliner, selain tentu saja pertimbangan emosional karena Nilamsari berjuang sejak awal Baba Rafi berdiri.

”Sejarah harus ditulis kembali. Market dibangun lagi. Babat alas lagi. Tidak apa-apa. Sekarang eranya kolaborasi dan saya tidak mungkin berjuang sendiri. Kami di SKB Food memiliki manajemen yang solid dan siap meneruskan dengan lebih baik lagi, berupaya memberikan lebih banyak manfaat kepada para pemegang saham, pemangku kepentingan, dan secara umum kepada bangsa dan negara.”

Direktur Utama SKB Food, Eko Pujianto, menambahkan meskipun masih membawa brand Baba Rafi dan terdapat nuansa UMKM, sejak awal berdiri Perseroan diarahkan untuk melakukan pembenahan internal dalam rangka penguatan fundamental dan tata kelola yang lebih baik serta prudent. ”Langkah ini kami lakukan supaya mindset perusahaan menjadi lebih baik sebagai sebuah korporasi sehingga langkah ekspansi dan strategis lainnya menjadi lebih terukur,” ujarnya.

Hasilnya terasa ketika pandemi tiba. Meskipun dampak pelemahan akibat krisis tetap ada namun SKB Food mampu bertahan setelah pada 2020 beradaptasi kemudian mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih lebih dari 100% pada tahun 2021.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: