Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentagon Kirim Mimpi Buruk buat Rusia: HIMARS Segera Diterbangkan ke Ukraina

Pentagon Kirim Mimpi Buruk buat Rusia: HIMARS Segera Diterbangkan ke Ukraina Kredit Foto: Reuters/Tom Williams
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat akan mengirim empat lagi sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS) ke Ukraina, kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Rabu (20/7/2022).

"(Kami) akan terus menemukan cara inovatif untuk mempertahankan dukungan jangka panjang kami untuk pria dan wanita pemberani angkatan bersenjata Ukraina dan kami akan menyesuaikan bantuan kami untuk memastikan bahwa Ukraina memiliki teknologi, amunisi, dan daya tembak belaka untuk mempertahankan diri," kata Austin pada awal pertemuan virtual dengan sekutu di Ukraina.

Baca Juga: HIMARS Perkasa Sampai Bikin Pasukan Rusia Lari Kocar-Kacir, Dubes Amerika Kontras: Saya Pikir Ada Dampak...

Dilansir Reuters, itu menjadi bagian dalam paket militer terbaru untuk mendukung Kyiv saat menghadapi serangan berat oleh pasukan Rusia.

Austin mengatakan paket baru itu juga akan mencakup peluru untuk Multiple Launch Rocket Systems serta amunisi artileri.

Barat telah memasok Ukraina dengan artileri berat jarak jauh dan sistem peluncuran roket ganda untuk membantu Kyiv bertahan meskipun artileri Rusia supremasi dalam jumlah dan amunisi.

Ukraina mengatakan telah melakukan serangan yang berhasil pada 30 pusat logistik dan amunisi Rusia, menggunakan beberapa sistem peluncuran roket yang baru-baru ini dipasok oleh Barat.

HIMARS memiliki jangkauan yang lebih jauh dan lebih tepat daripada artileri era Soviet yang dimiliki Ukraina di gudang senjatanya.

Paket terbaru akan membawa jumlah total HIMARS yang telah diberikan Amerika Serikat ke Ukraina menjadi 16.

Amerika Serikat telah memberikan $8 miliar bantuan keamanan sejak perang dimulai, termasuk $2,2 miliar pada bulan lalu.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu awal pekan ini memerintahkan para jenderal untuk memprioritaskan penghancuran rudal jarak jauh dan senjata artileri Ukraina setelah senjata yang dipasok Barat digunakan untuk menyerang jalur pasokan Rusia.

Hampir lima bulan sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi, pasukan Rusia menyerbu wilayah Donbas di Ukraina timur dan menduduki sekitar seperlima dari negara itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: