Posisi ISIS bakal Tergeser Oleh Al-Qaeda Sebagai Kelompok Teroris Papan Atas, Keamanan Makin Terancam
Posisi ISIS akan tergeser oleh jaringan Al Qaeda sebagai kelompk teroris terkemuka, menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Keamanan internasional akan semakin terancam dengan hal itu.
Itu disebabkan salah satunya oleh lonjakan jumlah anggota Al Qaeda karena keberhasilan Taliban mengambil alih Afghanistan pada Agustus tahun lalu, mengutip informasi intelijen.
Baca Juga: Mantan Presiden ACT Tak Terima Disebut Ada Aliran Donasi ke Al-Qaeda: Itu Semua Fitnah!
"Konteks internasional menguntungkan Alqaeda yang bermaksud untuk diakui lagi sebagai pemimpin jihad global," ujar laporan PBB, dilansir Middle East Monitor, Jumat (22/7/2022).
Laporan tersebut menyatakan, propaganda Alqaeda telah dikembangkan dengan lebih baik untuk bersaing dengan ISIS sebagai aktor kunci dalam menginspirasi lingkungan ancaman internasional. Pada akhirnya Al Qaeda dapat menjadi sumber ancaman yang lebih besar.
Laporan itu mencatat, ISIS telah mengalami pergantian kepemimpinan yang cepat sejak Oktober 2019, dengan dampak yang belum diketahui pada kesehatan operasionalnya. Para ahli percaya bahwa ancaman dari kedua kelompok teroris tetap tinggi, terutama di zona konflik di Afrika, Asia Tengah dan Selatan serta Levant, yang paling rentan.
Mantan wakil dan pemimpin Alqaeda, Ayman Al-Zawahiti saat ini masih hidup dan berkomunikasi dengan bebas. Namun, kelompok itu tidak dilihat sebagai ancaman global langsung.
"Alqaeda tidak dipandang sebagai ancaman internasional langsung dari tempat persembunyiannya di Afghanistan, karena tidak memiliki kemampuan operasional eksternal dan saat ini tidak ingin menyebabkan kesulitan atau rasa malu internasional," ujar laporan itu.
Para ahli PBB mengatakan, ISIS tetap menjadi ancaman yang tangguh dan gigih karena strukturnya yang terdesentralisasi dan kemampuannya untuk mengatur serangan yang kompleks.
Pada 2017, ISIS telah dikalahkan secara teritorial oleh pasukan gabungan tentara Irak, paramiliter yang didukung Iran dan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat.
Kelompok ekstremis masih mempertahankan dua struktur organisasi yang berbeda di Irak dan Suriah.
Selain jaringan regional di seluruh Turki, Afghanistan, Somalia, Cekungan Danau Chad Afrika, Libya, Yaman dan Semenanjung Sinai Mesir, sehingga dapat mempertahankan kemampuan global kelompok dan reputasi mereka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto