Respons Asing atas Dieksekusinya 4 Aktivis Demokrasi di Myanmar
Sejumlah pihak internasional memberikan respons terhadap tindakan junta Myanmar mengeksekusi mati empat aktivis demokrasi pada Senin (25/7/2022).
Media pemerintah melaporkan otoritas militer Myanmar menghukum gantung para aktivis karena dituduh membantu melakukan "aksi teror", dilaporkan Reuters.
Baca Juga: Kejam! 4 Aktivis Demokrasi Dieksekusi Junta Myanmar Gara-gara "Teror"
Aksi militer Myanmar itu adalah sebuah catatan eksekusi mati pertama negara Asia Tenggara tersebut dalam beberapa dekade.
Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG), sebuah pemerintahan bayangan yang dilarang oleh junta yang berkuasa, mengutuk eksekusi tersebut dan menyerukan tindakan internasional terhadap militer yang berkuasa.
"Sangat sedih ... mengutuk kekejaman junta dengan hukuman yang paling keras jika itu masalahnya. Komunitas global harus menghukum kekejaman mereka," kata juru bicara NUG, Kyaw Zaw.
Sementara itu, seorang analis, Richard Horsey, dari kelompok Krisis Internasional mengatakan dialog bersama junta Myanmar sangat sulit dilakukan.
"Setiap kemungkinan dialog untuk mengakhiri krisis yang diciptakan oleh kudeta kini telah dihapus. Ini adalah rezim yang menunjukkan bahwa ia akan melakukan apa yang diinginkannya dan tidak mendengarkan siapa pun. Ia melihat ini sebagai demonstrasi kekuatan, tetapi mungkin ini adalah salah perhitungan yang serius," katanya.
Aktivis pro-demokrasi Myanmar turut menyampaikan rasa duka cita atas hilangnya rekan mereka di tangan militer.
"Dia (Kyaw Min Yu, lebih dikenal sebagai Jimmy) berjuang untuk negara ... Saya turut berduka atas kehilangan rekan kami. Kaum fasis melakukan hal-hal dengan cara fasis. Kami akan melanjutkan perjuangan kami untuk demokrasi," ujar Theinny Oo.
Direktur Institut Tampadipa dari Think Tank Myanmar menyoroti eksekusi mati yang baru terjadi lagi setelah 30 tahun.
"Pertama-tama itu berarti tidak ada jalan untuk kembali. Tidak ada eksekusi selama 30 tahun dan kami pikir hukuman mati dapat dihapuskan secara permanen. Ini memutar balik waktu. Negara kembali ke zaman kegelapan," Khin Zaw Win, kepada Reuters.
Di antara mereka yang dieksekusi adalah juru kampanye demokrasi Kyaw Min Yu, lebih dikenal sebagai Jimmy, dan mantan anggota parlemen dan artis hip-hop Phyo Zeya Thaw, kata surat kabar Global New Light of Myanmar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: