Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan: Tiga Isu Pangan Akan Dibahas dalam Pertemuan G20

Kementan: Tiga Isu Pangan Akan Dibahas dalam Pertemuan G20 Kementan akan menggelar sesi kedua pertemuan Agriculture Deputies Meeting (ADM) di Yogyakarta. | Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir, ancaman perubahan iklim, hingga konflik geopolitik yang terjadi baru-baru ini mengakibatkan ancaman krisis pangan global dan energi. Kondisi multidimensi ini melatarbelakangi inisiatif untuk mengintensifkan komitmen bersama negara G20 dalam membangun sistem pertanian berkelanjutan serta meningkatkan ketahanan pangan.

Untuk itu, sebagai Ketua kelompok kerja pertanian (Agriculture Working Group-AWG), Kementerian Pertanian melalui pertemuan tingkat deputi (Agriculture Deputy Meeting-ADM) ke-2 mengajak negara anggota G20 membahas elemen penting draf komunike/deklarasi Menteri Pertanian G20 Presidensi Indonesia tahun 2022.

Baca Juga: Pemerintah Pilih 20 UKM Penyedia Suvenir Resmi G20

Ada tiga isu prioritas utama bidang pertanian yang akan dibahas dalam ADM Ke-2 yang digelar pada tanggal 27-28 Juli 2022 di Yogyakarta secara hybrid. Isu pertama, Kementerian Pertanian akan mengajak negara anggota untuk mempromosikan resiliensi dan keberlanjutan dari sistem pangan global.

"Gejolak pangan yang terjadi saat ini menguji ketahanan pangan di banyak negara. Untuk itu, diperlukan transformasi sistem pangan yang mampu membantu meningkatkan daya tahan terhadap ketersediaan pangan, kecukupan kalori dan protein," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian sekaligus ketua delegasi ADM RI, Kasdi Subagyono di Yogyakarta, Selasa (26/7/2022).

Selanjutnya, Kasdi menyebutkan isu kedua yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut adalah terkait sistem perdagangan pertanian yang terbuka, adil, dapat diprediksi, dan transparan untuk keterjangkauan pangan.

"Gejolak harga pangan yang berfluktuasi serta maraknya restriksi ekspor yang dilakukan oleh beberapa negara produsen pangan makin membuat disrupsi ketersediaan pangan global menjadi tidak terkendali," ungkapnya.

Isu prioritas pertanian ketiga yang tak kalah penting adalah pengembangan agripreneurial inovatif melalui digitalisasi pertanian untuk meningkatkan penghidupan petani khususnya di daerah pedesaan.

Menurut Kasdi pemanfaatan teknologi dan inovasi termasuk digitalisasi pertanian mempunyai peran penting dalam mendorong peningkatan produksi secara berkelanjutan. "Digitalisasi pertanian dapat menjadi motor penggerak untuk menarik generasi muda dan perempuan agar berpartisipasi dalam kegiatan produktif dan berkontribusi bagi kemajuan sektor pertanian," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: