- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Gawat, Pembatasan Ekspor Gas Rusia ke Uni Eropa Bisa Berdampak terhadap Inflasi Indonesia
Ekonom Institute for Development on Economic and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut pembatasan ekspor gas dari Rusia ke negara Uni Eropa akan berdampak panjang terhadap industri di negara Eropa maupun Indonesia.
"Tentu sangat berdampak ke ekonomi Uni Eropa, terutama ke negara industri seperti Jerman," ujar Huda saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Rabu (28/7/2022).
Huda mengatakan, hal tersebut dapat terjadi lantaran pasokan gas dari Rusia ke Eropa mencapai 40 persen lebih. Jadi, negara Uni Eropa bergantung sekali terhadap gas dari Rusia.
Baca Juga: Ekspor Gas Rusia ke Uni Eropa Berkurang, Ekonom: Peluang Besar untuk Indonesia
Besarnya porsi dari pasokan gas dari Rusia tersebut membuat negara-negara yang tergabung di dalam Uni Eropa dirasa akan kesulitan ketika negara beruang merah menambah pembatasan pasokan gas.
"Bisa saja mereka mengimpor LNG dari AS atau negara lainnya, tapi saya rasa tetap kurang bisa bersaing karena Rusia mengandalkan pipa yang sudah dialirkan dari Rusia hingga ke Uni Eropa. Hal tersebut bisa membuat harga energi menjadi lebih mahal, yang akan diikuti oleh kenaikan harga produk dari Uni Eropa," ujarnya.
Lanjutnya, kebijakan Rusia atas pembatasan energi bukan hanya berdampak langsung terhadap Uni Eropa, melainkan juga terhadap Indonesia.
Pasalnya, porsi impor Indonesia dari Uni Eropa mencapai 9-11 persen, jadi pasti akan meningkatkan harga jual produk dan dapat meningkatkan inflasi dari barang yang diimpor.
"Inflasi umum bisa meningkat lagi," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti