Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Percepat Implementasi BI-Fast, Artajasa Perkenalkan Layanan BIP

Percepat Implementasi BI-Fast, Artajasa Perkenalkan Layanan BIP Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan shared ATM network di Indonesia, PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) kembali meluncurkan inovasi terbarunya. Dalam rangka mendukung program Bank Indonesia (BI) dan percepatan implementasi BI-FAST pada ekosistem pembayaran di Indonesia, Artajasa menghadirkan layanan Bersama Interface Processor (BIP).

Direktur Utama Artajasa M. Ma’ruf menjelaskan bahwa berdasarkan data Bank Indonesia, sejak diimplementasikan pada akhir 2021 lalu hingga Juni 2022, transaksi BI-FAST telah mencapai 127,8 juta transaksi dan akan terus meningkat seiring dengan kemudahan akses layanan BI-FAST oleh masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan meningkatnya awareness masyarakat terhadap layanan digital perbankan.

“Artajasa senantiasa mendukung program-program Bank Indonesia dan terus bersinergi khususnya dalam hal percepatan implementasi BI-FAST. Selain itu kami juga berkomitmen untuk selalu menghadirkan layanan sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal sehingga bermanfaat sebesar-besarnya bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia," ujar M.Ma’ruf saat Seremoni Kerjasama Artajasa dengan Perbankan dan Industri Sistem Pembayaran dalam Layanan Bersama Interface Processor di Jakarta, Rabu (27/7/2022). Baca Juga: CIMB Niaga dan KB Bukopin Kolaborasi Hadirkan Layanan Cardless di Jaringan ATM Bersama

Dia menjelaskan, BIP merupakan sebuah solusi Infrastructure as a service (IaaS) yang disediakan bagi calon peserta BI-FAST agar dapat menghubungkan sistem mereka ke sistem BI-FAST sesuai dengan ketentuan BI dengan mekanisme managed service dan sharing infrastruktur.

Saat ini terdapat 22 institusi perbankan telah mempercayakan Artajasa sebagai penyedia sistemnya melalui pemanfaatan Bersama Interface Processor (BIP). Sebanyak lima bank yang terdiri dari Bank Papua, Bank Arta Graha, Bank DKI, Bank DKI Syariah, dan Bank Bumi Arta telah live ber-operasional. Empat bank dalam tahap integrasi yaitu, Bank Kalsel, Bank Kalsel Syariah, Bank Capital dan Bank Muamalat. Kemudian ada 13 intitusi perbankan lainnya yang masih menunggu proses administrasi perizinan BI.

“Kami berharap, dengan semakin banyaknya institusi baik bank maupun non-bank yang dapat menggunakan layanan BIP akan mempercepat digitalisasi dan inklusifitas sistem pembayaran sebagaimana yang diprogramkan oleh Bank Indonesia. Dan kami juga sangat mengapresiasi para institusi yang telah memberikan kepercayaan kepada Artajasa dalam menyiapkan infrastruktur terkait BI-FAST melalui layanan Bersama Interface Processor. Hadirnya layanan ini dapat menjadi solusi yang tepat bagi calon peserta BI-FAST dalam mengimplementasikan layanan BI-FAST, karena memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk dapat terkoneksi ke sistem BI-FAST Bank Indonesia dengan pengembangan dan biaya investasi yang minimal," kata M. Ma’ruf.

Asal tahu saja, BI-FAST adalah infrastruktur sistem pembayaran yang disediakan Bank Indonesia yang dapat diakses melalui aplikasi yang disediakan oleh penyelenggara jasa pembayaran bagi nasabahnya. Baca Juga: BI Jabar: Digitalisasi Kunci Pemulihan Ekonomi

"Terkait dengan implementasi BI-FAST ini, sebagai penyelenggara infrastruktur penunjang pembayaran, Artajasa berperan aktif dalam mendukung calon peserta tidak hanya terhubung ke sistem BI-FAST tetapi juga meningkatkan kualitas layanan kepada nasabahnya serta memenuhi semua ketentuan regulasi sebagaimana yang tertuang pada PADG BI No. 23/25/PADG/2021 Tentang Penyelenggaraan Bank Indonesia-Fast Payment, yaitu terdiri dari hardware server dan hardware security module meliputi environment, production dan development," jelas M.Ma’ruf.

Artajasa terus berupaya mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan nasional melalui konsolidasi industri sistem pembayaran nasional serta integrasi ekonomi keuangan digital secara end-to-end dengan tidak hanya menjadi perusahaan switching namun juga sebagai penyedia infrastruktur dan Teknologi.

"Strategi ini diharapkan dapat menghadirkan ekosistem sistem pembayaran Indonesia yang 3i (integrated, interoperable, interconnected)," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: