Resmikan Pabrik Luminer Cetak 3D di Indonesia, Signify Komitmen Jaga Lingkungan
Signify sebagai salah satu produsen industri dalam pencahayaan, hari ini, Rabu (27/7/2022), meresmikan pabrik Luminer Cetak 3D di Kawasan Industri Taman Tekno, Tangerang, Indonesia.
Country Leader Signify Indonesia, Dedy Bagus Pramono mengatakan keberlanjutan dan aksi iklim merupakan inti dari tujuan di Signify. Tujuannya adalah untuk membuka potensi luar biasa dari pencahayaan untuk kehidupan yang lebih cerah dan dunia yang lebih baik. Pencahayaan sirkular adalah salah satu pilar penting perusahaan dalam perjalanan menuju masa depan yang berkelanjutan.
"Pabrik yang sudah mulai beroperasi di tengah masa pandemi pada akhir 2020 ini, menandai investasi terbaru Signify di Indonesia. Hasil cetak luminer 3D di fasilitas ini juga telah diekspor ke beberapa negara di kawasan Asia Pasifik, seperti Australia, Filipina, Malaysia, Vietnam, Jepang, dan Korea," katanya.
Baca Juga: Literasi Keuangan Sudah Banyak Tapi Tak Efektif, OJK Diminta untuk Evaluasi
Ia menjelaskan ini adalah salah satu dari empat fasilitas cetak 3D Signify di seluruh dunia (India, Belgia, dan Amerika Serikat) yang juga berfungsi sebagai Pusat Penelitian dan Pengembangan untuk kawasan Asia Pasifik.
Meskipun pencetakan 3D bukanlah teknologi baru, Dedy mengatakan Signify telah menjadi perusahaan pencahayaan pertama dan satu-satunya yang menerapkan teknologi 3D untuk produksi luminer pada skala industri. Investasi Signify dalam pencetakan luminer 3D menggarisbawahi komitmen perusahaan untuk melayani para pelanggan dengan lebih baik lagi, sekaligus mengurangi jejak karbon dari proses produksi dan distribusi.
“Kehadiran pabrik luminer cetak 3D kami adalah investasi yang dilakukan untuk menerapkan ekonomi sirkular sekaligus mengurangi jejak karbon operasional bagi Indonesia yang lebih berkelanjutan,” kata Dedy.
Untuk diketahui, pabrik luminer cetak 3D Signify memproduksi luminer cetak 3D dengan material 100% polikarbonat yang dapat didaur ulang, dan dirancang untuk dapat digunakan kembali sepenuhnya pada akhir masa pakai, sehingga menghindari adanya limbah.
Metode produksi ini menghasilkan jejak karbon 47% lebih rendah karena membutuhkan energi dan material yang jauh lebih sedikit. Bobot produk akhir juga 35% lebih ringan, yang menghasilkan lebih banyak penghematan karbon pada saat pengiriman. Benang polikarbonat yang digunakan terbuat dari bahan daur ulang, seperti CD dan jaring ikan.
Proses pengolahan sebagai limbah di akhir masa pakainya pun menggunakan lebih sedikit energi (pengurangan sekitar 27%) untuk dirobek menjadi bagian kecil. Sehingga, jika digabungkan, Signify dapat mengurangi hingga 75% jejak karbon atas pasokan dan produksi bahan, transportasi, dan akhir masa pakai.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: