Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lenggak-Lenggok Pria Kemayu di CFW, Ada yang Mengenang Kehadiran FPI: 'Mereka Lebih Cepat Bertindak dari Aparat'

Lenggak-Lenggok Pria Kemayu di CFW, Ada yang Mengenang Kehadiran FPI: 'Mereka Lebih Cepat Bertindak dari Aparat' Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat media sosial Darmansyah menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak tegas dalam menindak aksi pria kemayu yang berlenggak-lenggok mengenakan pakaian wanita di Citayam Fashion Week (CFW).

Ia menilai sangat wajar jika Anies lamban dalam merespons banyaknya ABG-ABG pria yang kewanita-wanitaan berkeliaran di CFW, mengingat Anies juga sempat ikut menikmati lenggak-lenggok di zebra cross Sudirman.

Terakhir, banyak kalangan yang memprotes aksi pria kemayu itu karena dinilai mempromosikan gaya hidup LGBT. Salah satunya datang dari Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas yang mengecam ramainya pria kemayu di CFW.

"Anies itu menurut saya, kurang tegas dalam segala hal. Mending Ahok lebih tegas," kata Darmansyah kepada WARTA EKONOMI.

Ia pun menyayangkan aksi pria-pria kemayu di CFW seperti dibiarkan begitu saja oleh Pemprov DKI sebelum akhirnya banyak menuai protes di media sosial.

Darman pun mengingatkan kembali momen-momen kehadiran ormas Front Pembela Islam (FPI) yang dulu sering melakukan aksi sweeping terhadap kegiatan-kegiatan menyimpang di Ibu Kota.

Meski tak setuju dengan tindakan main hakim sendiri, tapi Darmansyah menilai kehadiran FPI berperan menjalankan fungsi kontrol moral warga, ketika aparat negara tak tegas menindak kemaksiatan, maka FPI bisa memberikan peringatan.

"Nah, kalau MUI sudah tahu CFW itu jadi panggung sosialisasi gaya hidup LGBT. Harusnya mereka meminta polisi atau ormas Islam untuk membubarkan kegiatan tersebut jika Satpol PP setempat tidak mampu membubarkannya," terangnya.

"Makanya seharusnya pemerintah jangan membubarkan ormas FPI. Karena saya lihat hanya mereka ormas Islam yang berani membubarkan tempat-tempat seperti penjualan miras, prostitusi. Termasuk kegiatan CFW itu jika sudah dijadikan panggung oleh pria kemayu atau LGBT.

"Mereka lebih cepat menertibkan tempat penjualan miras dan lokalisasi dibandingkan aparat terkait," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: