Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jangan Biarkan Korban Cyberbullying Menyendiri

Jangan Biarkan Korban Cyberbullying Menyendiri Kredit Foto: Unsplash/Sigmund
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kebebasan berekspresi di media sosial kerap membuat orang kebablasan. Tanpa disengaja melakukan perundungan online (cyberbullying). Sebagai individu yang cakap digital harus membantu korban dengan memberi penguatan sehingga korban tidak merasa sendiri dan mengambil langkah ekstrem bunuh diri.

"Kalau korban adalah teman dekat atau kita melihat ada korban bully. Kita ajak ngobrol, tenangkan. Yang namanya dibuli psikologinya rapuh. Temani dan dengarkan mereka. Yakinkan tidak ada yang salah pada dirinya," kata Komite Media Sosial Mafindo, Silma Agbas saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Minggu (31/7/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.

Baca Juga: Setop Cyberbullying! Ini Dampak Besar Cyberbullying untuk Korban

Cyberbullying merupakan perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Hal ini dapat terjadi di media sosial, platform chatting, bermain game, dan ponsel. Biasanya perlakuan ini dilakukan berulang untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi sasaran.

Walau terkesan hanya kata-kata, menurut Silba, upaya penguatan sangat membantu korban. Sebab, ketika tahu ada orang dekat yang mendukung, itu bisa membuat korban tidak merasa semakin jatuh. "Kalau kita cuek, korban akan merasa semakin terabaikan. Sehingga menarik diri," ujarnya.

Setiap orang harus membedakan antara becanda dan bully dengan mengukurnya. JIka sudah terlalu personal dan menyakiti, segera laporkan kepada pengelola media sosial.

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.

Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Stop Cyberbullying, Selalu Ingat Akan Etika di Dunia Digital, Ingat Predikat dari Microsoft!

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Korwil Mafindo Malang, Manajer Program DCG Indonesia, Anandito Birowo. Kemudian Komite Media Sosial Mafindo, Silma Agbas, serta Presenter, Indy Barends. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: