Stop Cyberbullying, Selalu Ingat Akan Etika di Dunia Digital, Ingat Predikat dari Microsoft!
Netiket atau tata krama dalam menggunakan internet diperlukan dalam bermedia digital. Setiap orang harus menjaga etika di ruang digital, sehingga perundungan digital (cyberlbullying) bisa disetop.
Idealnya etika di ruang nyata sama dengan etika di ruang digital. Misalnya bersikap sopan di ruang nyata, orang tersebut juga harus sopan ketika masuk ruang digital. Jangan hanya karena dibatasi gawai, membuatnya menjadi orang lain di ruang digital.
Baca Juga: Sambut Era Baru Digitalisasi, Mari Beradaptasi Kuasai Inovasi Media Digital
“Manusia bahkan sekalipun berada di ruang digital, ikutilah aturan seperti dalam kehidupan nyata,” kata Relawan Mafindo, Dosen Praktisi, HR Professional, Rovien Aryunia, S.Pd., M.PPO., M.M saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (8/7).
Sebelumnya Microsoft menyebutkan netizen Indonesia paling tidak sopan se-Asia Pasifik. Padahal sejak kecil diajarkan Indonesia adalah bangsa yang ramah dan baik.
Sekarang ini banyak orang seakan berkepribadian ganda ketika masuk ruang digital. Mereka bersifat sopan di dunia nyata, kemudian bersifat kasar dan bahkan berani melakukan perundungan di dunia digital. Tindakan jahat tersebut bisa memunculkan rasa takut si korban, sehingga merasa kesal, malu, bodoh, marah, hingga kehilangan minat pada hal-hal disukai.
Baca Juga: Tiga Tahun Tak Impor, Jokowi: Saya Yakin Swasembada Beras Segera Tercapai
“Dalam kasus ekstrem cyberbullying bahkan bisa menyebabkan seseorang mengakhiri nyawa sendiri,” ujar Rovien.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar