Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rachmat Gobel Pelajari Keunggulan Pertanian Jepang

Rachmat Gobel Pelajari Keunggulan Pertanian Jepang Kredit Foto: DPR

Selain itu, mereka juga belajar dari daerah lain yang saat itu pertaniannya sudah lebih maju.

“Namun sekarang mereka semua menjadi belajar ke kami,” katanya.

Baca Juga: Apresiasi Jokowi, Gobel Yakin Investasi Jepang Bisa Perkuat SDM Indonesia

Gobel mengatakan, kunjungan ke Hokota ini memiliki makna strategis. Ia sengaja fokus pada masalah pertanian karena perkembangan geopolitik internasional dan juga masalah climate change.

“Akibat masalah geopolitik, yang terakhir adalah konflik Rusia-Ukraina, dunia menghadapi masalah ketersediaan pangan. Bahkan bisa mengarah pada krisis pangan,” katanya.

Hal itu memperparah keadaan karena sebelumnya dunia sudah didera pandemi Covid-19. Sedangkan climate change, katanya, berakibat pada gagal panen karena iklim yang berubah-ubah dan juga menimbulkan bencana banjir yang mengganggu produksi pertanian.

“Jadi, kita dan dunia ke depan akan menghadapi masalah pangan. Kita tidak boleh diam. Apalagi Indonesia memiliki penduduk yang besar. Kita harus berdaulat di bidang pangan, tak boleh tergantung pada negara lain. Selain itu, dengan lahan yang luas, kita bahkan bisa menyediakan pangan untuk dunia. Jadi ini sangat strategis,” katanya.

Pada kesempatan itu, Gobel mengatakan, tahun depan adalah 65 tahun hubungan diplomasi Indonesia-Jepang.

“Harus ada kado yang bermakna. Tadi Pak Dubes menyampaikan kado itu bisa berupa lahan 10 hektar di Hokota untuk dikelola petani Indonesia. Lalu, Pak Sudin menyampaikan Indonesia bisa memberikan 100 hektar lahan di Indonesia untuk dikelola Jepang,” katanya.

Selain itu, Gobel menyampaikan, kerja sama tenaga magang di Hokota bisa diperluas asal daerahnya dan juga jumlahnya.

“Ini penting agar petani Indonesia bisa praktik bagaimana bertani yang unggul,” katanya.

Gobel berharap untuk memperkuat kerja sama perlu proyek percontohan seluas 10 hektar di Indonesia. "Ini penting untuk dikonkretkan," katanya.

Selain itu, kata Gobel, pemerintah perlu mempertimbangkan untuk peserta magang di sektor pertanian ini, yang sudah kembali ke Indonesia, bisa  mendapat fasilitas kredit dari pemerintah agar mereka bisa langsung mempraktikkan ilmunya.

Baca Juga: Jepang Gerah dengan Pengerahan Jet-jet Tempur China ke Taiwan

"Ini harus menjadi perhatian khusus dari menteri pertanian," katanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: