Manfaatkan Dunia Digital, Jangan Tunggu Budaya Indonesia Diklaim Negara Tetangga
Kemajuan teknologi informasi tidak menghalangi upaya pelestarian budaya. Sehingga netizen harus lebih aktif mempromosikan kebudayaan Indonesia melalui konten media sosial. Jangan tunggu diklaim negara lain, kemudian kebakaran jenggot.
“Budaya Indonesia menarik. Karena begitu banyak budaya Indonesia yang telah diklaim luar negeri milik mereka. Kita baru kebakaran jenggot kalau sudah diklaim,” kata Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya, Dr. Meithiana Indrasari, ST., MM saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Senin (1/8/2022).
Baca Juga: Upaya Mengurangi Praktik Korupsi, Sri Mulyani Manfaatkan Digitalisasi
Tantangan budaya digital di Indonesia luar biasa berat. Konten yang sekarang beredar terkesan yang penting viral, makin nyeleneh makin ramai, dan semua tujuannya untuk menarik publik dulu, kemudian mereka berproduktif. Hal-hal yang tidak terkait penguatan negara justru banyak beredar di media digital.
Di sisi lain, kebudayaan Indonesia seakan menghilang. Media digital menjadi panggung budaya asing. Netizen Indonesia lebih senang menikmati budaya luar, padahal belum tentu sejalan dengan kebudayaan Indonesia yang berlandaskan nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
“Budaya luar masuk Indonesia, kalau untuk wawasan tidak masalah. Masih positif.Tapi ada juga dampak-dampak negatif yang bisa mengacaukan kebudayaan kita sendiri,” kata Meithiana.
Baca Juga: Soal Penggantian Anies Baswedan, Kemendagri Berharap "Lebih Cepat"
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.
Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.
Baca Juga: Dua Bulan Menuju Akhir Jabatan, Anies Baswedan Gak Cuma Lewati Kemenkes, Bakal Nyusahin Rakyat Juga!
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Pandu Digital Indonesia; Business Coach, Ismita Putri. Kemudian Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya, Dr. Meithiana Indrasari, ST., MM, serta Digital Campaign Strategist Seknas Jaringan GUSDURian, Muhammad Pandu.
Baca Juga: Geram Akan Kursi Kosong di Rapat Paripurna, Fraksi PDIP Minta Penggunaan Zoom Dikaji Ulang
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar