Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gulung Kolonialisme, Gelar Kesejahteraan dan Keadilan, Anies: Prosesnya Adalah Demokrasi!

Gulung Kolonialisme, Gelar Kesejahteraan dan Keadilan, Anies: Prosesnya Adalah Demokrasi! Anies Baswedan | Kredit Foto: Pemprov DKI Jakarta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut bahwa bangsa Indonesia terbentuk dari keinginan untuk mendapatkan kemerdekaan yang hakiki. Kehakikian dalam hal ini, kata Anies, mengacu pada keadilan sosial bagi semua.

"Karena itulah memiliki keinginan untuk bersatu berbagai unsur yang ada di bangsa ini: dari mulai unsur-unsur agama, unsur etnis, suku, lain-lainnya memilih bersatu karena tujuan kita harus satu," kata Anies dalam pidatonya di acara HUT Forum Pemred ke-10, Jumat (5/8/22).

Baca Juga: Elektabilitas NasDem Ambruk Disebut Gegera Anies Baswedan, Musni Umar Jelas Nggak Terima: Patut Diduga, Pemodal Mau…

Kendati demikian, Anies memaparkan bahwa belakangan ini, dia menyaksikan bahwa banyak pihak yang ingin menyatukan bangsa berdasarkan asal-usul suatu individu. Anies menegaskan bahwa sejatinya asal-usul tidak bisa dijadikan sebagai pemersatu dalam sebuah negara.

"Sesungguhnya, asal-usul tidak bisa dipersatukan, yang dipersatukan adalah tujuan kita bersama. Di situlah letak persatuan kita menuju sebuah cita-cita keadilan sosial," kata Anies.

Dia memaparkan, untuk mencapai hal tersebut, bangsa Indonesia mesti terlebih dahulu menggulung kolonialisme serta menggelar kesejahteraan dan keadilan. Menggulung kolonialisme, kata Anies, sudah lebih dahulu dilakukan oleh para generasi selanjutnya.

"Kita hari ini adalah menggelar kesejahteraan dan keadilan. Itu bagian generasi kita sekarang dan dalam menggelar itu, kita miliki prosesnya," jelas Anies.

Baca Juga: Penyidik Polri Rerata Eks Anak Buah Irjen Ferdy Sambo, Kasus Brigadir J Gimana?!

Proses yang dimaksud oleh Anies adalah demokrasi kendati pada masa sebelumnya bangsa Indonesia dikuasai oleh rezim otoriter. Anies menjelaskan, pada saat rezim otoriter berkuasa, mereka bertahan karena disokong oleh rasa takut di masyarakat. Sementara demokrasi, kata Anies, bertahan dengan rasa kepercayaan (trust). 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: