Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan Cuma Kali ini, Konflik China dan Taiwan Rupanya Mengakar, Ini Sejarahnya!

Bukan Cuma Kali ini, Konflik China dan Taiwan Rupanya Mengakar, Ini Sejarahnya! Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Taipei -

Pulau Taiwan ditemukan pada 239 Masehi. Penduduk asli pulau itu adalah orang Austronesia yang berasal dari wilayah China Selatan. 

Seorang kaisar di China daratan saat itu konon mengirim pasukan untuk meneliti wilayah tersebut. Cerita ini dipakai untuk mengklaim wilayah Taiwan. 

Baca Juga: Taiwan Dilanda Waswas, Pengamat: Latihan Militer Itu Adalah Demonstrasi China untuk Tujuan...

Menyadur BBC, pada abad ke-17, banyak imigran yang berasal dari China mulai berdatangan. Mereka pun berkeluarga dan memiliki keturunan di sana.

Tahun 1895, Jepang menang dalam peperangan Sino-Jepang dan Pemerintahan Qing harus menyerahkan Taiwan ke Jepang. Pasca Perang Dunia II, Jepang menyerah dan melepaskan wilayah Taiwan yang telah diambilnya dari China. Republik China pun mulai memimpin Taiwan dengan persetujuan sekutunya, Amerika dan Inggris.

Namun, beberapa tahun kemudian muncul perang saudara di China. Pasukan Chiang Kai Shek kalah oleh Komunis Mao Zedong. Chiang dan penduduknya pun melarikan diri ke Taiwan tahun 1949.

Kelompok inilah yang kemudian memimpin Taiwan. Mereka mendominasi politik Taiwan meski hanya 14 persen dari total populasi. Chiang pun memimpin selama 25 tahun berikutnya.

Ada gejolak politik di dalamnya. Banyak masyarakat yang tidak suka pemerintahan komunis dan akhirnya muncullah demokratisasi.

Saat pengadingan, Chiang selalu mengklaim mewakili seluruh China dalam tindakan politiknya. Ia pun memegang kursi China di PBB dan diakui oleh negara Barat sebagai satu-satunya pemerintahan China. 

Namun pada 1970-an, banyak negara yang beranggapan bahwa pemerintah Taipei tidak dapat lagi dianggap mewakili Tiongkok. Kemudian pada 1971, PBB mengeluarkan China dan mengalihkan kepemimpinan politik China ke Beijing, bukan Taiwan.

Sejak saat itu, negara yang mengakui China secara diplomatis turun drastis menjadi hanya 15 negara.

Hubungan antara China dan Taiwan membaik saat adanya rencana investasi di China pada 1980an. Pada 1991, keduanya menyatakan bahwa Perang Saudara telah berakhir.

China menawarkan pilihan "Satu Negara Dua Sistem" yang memungkinkan otonomi Taiwan yang signifikan jika Taiwan setuju untuk ada di bawah kendali Beijing. Sistem ini berhasil membuat Hong Kong kembali ke China tahun 1991. Namun, Taiwan menolak.

Usaha masih terus dilakukan dan sampai puncaknya saat Beijing menekan perusahaan internasional agar membuat Taiwan tundak. Jika gagal maka akan memblokir mereka berbisnis di China. Semakin hari keduanya masih bersitegang dan belum bersatu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: