Parlemen Tertinggi Korea Utara Gelar Rapat Anti-epidemi Saat Klaim Nol-covid
Korea Utara akan menggelar dua pertemuan penting dalam beberapa minggu mendatang, kata media pemerintah, Senin (8/8/2022).
Parlemen Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara (SPA) akan bertemu pada 7 September untuk membahas undang-undang perdesaan dan masalah organisasi.
Baca Juga: Taiwan: Rudal-rudal China Telah Meniru Korea Utara
Secara terpisah, seperti dilaporkan media pemerintah KCNA, Korea Utara memutuskan untuk mengadakan pertemuan nasional untuk tinjauan darurat anti-epidemi awal Agustus "untuk mengkonfirmasi orientasi baru" dalam kebijakannya.
Pertemuan COVID datang ketika Korea Utara mengatakan pekan lalu semua pasiennya yang demam telah pulih, menandai berakhirnya gelombang pertama pandemi virus corona sejak masuknya wabah virus pada pertengahan Mei.
Negara tertutup itu tidak pernah mengkonfirmasi berapa banyak orang yang terinfeksi COVID-19. Tetapi dikatakan sekitar 4,77 juta pasien demam telah pulih sepenuhnya dan 74 telah meninggal sejak akhir April.
Parlemen Korea Utara jarang bertemu dan biasanya berfungsi untuk menyetujui keputusan tentang isu-isu yang telah dibuat oleh Partai Buruh yang kuat di negara bagian itu, yang anggotanya membentuk sebagian besar majelis.
Keputusan untuk mengadakan parlemen datang pada pertemuan pleno komite tetap SPA pada hari Minggu, kata KCNA.
Pada pertemuan akhir pekan, para peserta mengadopsi undang-undang tentang obat-obatan untuk membangun "sistem ketat" untuk mempromosikan kesehatan masyarakat, di antara isu-isu lainnya.
Hal-hal lain di atas meja termasuk merevisi undang-undang pengembangan kedirgantaraan "untuk lebih melegalkan kegiatan" di lapangan dan mengadopsi "hukum penjagaan diri" untuk menetapkan apa yang disebutnya "sistem penjagaan diri semua orang" untuk melindungi kehidupan masyarakat dan properti, kata KCNA, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Peluncuran luar angkasa telah lama menjadi isu sensitif di semenanjung Korea, di mana Korea Utara menghadapi sanksi internasional atas program rudal balistik bersenjata nuklirnya.
Pada bulan Maret, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyerukan untuk memperluas situs peluncuran roket ruang angkasa untuk memajukan ambisi luar angkasanya, setelah Korea Selatan dan Amerika Serikat menuduhnya menguji rudal balistik antarbenua baru dengan kedok pengembangan ruang angkasa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: