Ahli dermatologi mengungkapkan bahwa ada beberapa masalah kulit yang bisa memunculkan ruam atau benjolan mirip seperti cacar monyet. Meski begitu, semua kemunculan ruam atau benjolan baru tetap perlu disikapi dengan serius.
"Ada banyak masalah kulit lain di tengah masyarakat yang mungkin mengenai kulit Anda selain cacar monyet," jelas assoiate professor di bidang dermatologi dari Perelman School of Mediine di University of Pennsylvania, dr Mark Abdelmalek, seperti dilansir ABC News, kemarin.
Gejala benjolan yang mirip cacar monyet, misalnya, bisa disebabkan oleh beberapa masalah kulit lain. Sebagian di antaranya adalah jerawat, reaksi kulit terhadap logam berat, rambut tumbuh ke dalam (ingrown hair), eksim, atau bahkan psoriasis.
Infeksi virus molloscum dan virus varicella juga bisa memunculkan gejala yang mirip seperti cacar monyet. Gejala tersebut berupa benjolan yang berisi dengan cairan dan dapat memunculkan rasa gatal atau nyeri.
Tak hanya itu, beberapa infeksi menular seksual seperti sifilis, herpes, dan kutil kelamin pun memiliki gejala yang mirip dengan cacar monyet. Penyakit-penyakit tersebut bisa memunculkan ruam merah atau benjolan di tubuh. Infeksi bakteri seperti impetigo juga turut memunculkan gejala berupa kemerahan, inflamasi, serta benjolan di kulit.
"(Kondisi genetik) seperti neurofibromatosis yang dapat menyebabkan pertumbuhan kulit yang berlangsung lama, bisa tampak seperti cacar monyet di mata orang yang tak terlatih," ujar ahli dermatologi dan pendiri Skin & Aesthetic Surgery of Manhattan dr Mihelle Henry.
Seperti apa ciri gejala cacar monyet?
Para ahli mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai kemunculan ruam baru. Mereka juga menganjurkan masyarakat untuk memantau seperti apa perkembangan ruam yang muncul dari waktu ke waktu. Bila bisa mendokumentasikan perkembangan ruam lewat foto akan lebih baik.
"(Ruam cacar monyet) bisa muncul di mana saja dan biasanya berkaitan dengan gejala sistemik dan perasaan tak enak badan secara umum," kata dr Abdelmalek.
Pada cacar monyet, ruam biasanya dimulai dengan prodrome atau tanda awal yang kerap mengindikasikan akan terjadinya penyakit. Namun, sebagian penyakit juga bisa langsung memiliki lesi cacar monyet tanpa adanya prodrome.
Setelah ruam mucul, dr Henry mengungkapkan bahwa ruam tersebut akan berevolusi dari waktu ke waktu. Mulanya, ruam ini akan terlihat datar atau pipih. Lambat laun, akan muncul benjolan berisi cairan atau nanah.
"Kemudian akan menjadi keropeng dan Anda akan menularkan penyakit sampai ruamnya sembuh," jelas dr Henry.
Bila mengalami cacar monyet
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa orang yang curiga dirinya mengalami gejala cacar monyet perlu segera menghubungi penyedia layanan kesehatan yang dapat memberikan pengetesan lebih lanjut. Tes perlu dilakukan untuk mengetahui apakah gejala tersebut benar-benar disebabkan oleh cacar monyet atau masalah lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: