Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berpikir Kritis, Periksa Fakta sebelum Sebarkan Informasi

Berpikir Kritis, Periksa Fakta sebelum Sebarkan Informasi Kredit Foto: (Foto: Shutterstock)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Derasnya arus informasi di era digitalisasi membuat setiap orang harus berpikir kritis sebelum mencerna suatu berita. Terlebih beredarnya hoaks atau informasi palsu yang kini dilakukan lewat media sosial dan berbagai aplikasi perpesanan.

"Ada cara cek fakta sederhana kita sebagai masyarakat tidak perlu tools yang canggih kalau kita ingin tahu berita itu hoaks atau tidak," ungkap Ketua Komite Kampanye dan Publikasi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Yuli Setiowati saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur pada Kamis (18/8/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima. 

Baca Juga: Simak! Ini 4 Penyebab Masyarakat Mudah Terpapar Hoaks

Apabila menemukan informasi yang mencurigakan dan kebenarannya belum pasti, maka cek kembali penggunaan foto berita. Media mainstream dari lembaga yang benar biasanya menempatkan foto berita dengan jelas sumber maupun keterangan waktunya. Kemudian hoaks biasanya memiliki klaim yang sensasional, bahasa yang digunakan juga emosional dan hiperbola. Isinya pun terkesan mempromosikan sesuatu dan tidak masuk akal. 

Langkah awal memastikan sebuah informasi hoaks atau bukan adalah dengan membacanya sampai selesai. Jangan langsung bereaksi berlebihan, apalagi membagikan ulang hanya karena emosional membaca judulnya saja. Lalu teliti lagi di penelusuran mesin pencarian, apakah sudah ada berita terkait. Perhatikan juga sumbernya, siapa yang membuat informasinya apakah kredibel. Selanjutnya cari sumber pembanding agar tidak subjektif.

"Hoaks saat ini dijadikan senjata di dunia cyber yang dapat memporak-porandakan masyarakat, karena itu perlu hati-hati share informasi," katanya lagi. 

Merespons perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Tumbuhkan Kekebalan Terhadap Hoaks di Dunia Digital

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. 

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Ketua Komite Kampanye dan Publikasi Mafindo, Yuli Setiowati, Dosen Stikosa AWS, E. Rizky Wulandari, serta mengundang Key Opinion Leader (KOL), seorang Public Figure, Enno Lerian. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun instagram @Siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: