Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pancasila Bisa Jadi Senjata Melawan Hoaks

Pancasila Bisa Jadi Senjata Melawan Hoaks Kredit Foto: Vecteezy/icetrayimages794410
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah dan sopan santun, namun setelah berpindah interaksi di ruang digital seolah karakter tersebut hilang. Menipisnya kesopansantunan dan kesantunan ini menjadi salah satu tantangan budaya digital. Selain itu, ada ancaman hilangnya budaya Indonesia karena media digital menjadi panggung budaya asing.

"Kebebasan berekspresi yang kebablasan, saya melihat rasa untuk menyampaikan pendapat dengan bebas itu sulit dikontrol," kata Wakil Rektor IV Institute Komunikasi dan Bisnis LSPR, Lestari Nurhajati saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok pendidikan di wilayah DKI/Jakarta Banten, Jumat (12/8/2022). 

Lebih jauh ia mengatakan dalam budaya bermedia digital individu diharapkan memiliki kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari sehingga pengetahuan dasar akan nilai tersebut jadi landasan kecakapan digital.

Baca Juga: Toleransi dan Sopan Santun, Guna Membiasakan Perilaku Digital Berdasarkan Pancasila

Lestari kemudian menceritakan pengalamannya saat pergi ke Afganistan untuk menjadi tim pemantau Pemilu. Negara tersebut sering mengalami perang dan perpecahan, padahal suku bangsanya tak lebih banyak dari Indonesia, bahasa yang dikenal pun hanya 3 saja. Bahkan pemuka agama di sana belajar ke Indonesia mengenai bagaimana mempererat persatuan dengan kondisi negara yang multikultural. Ia membandingkan Afganistan dengan Indonesia yang notabene memiliki Pancasila. 

"Artinya ini yang harus dibanggakan (Pancasila), kita punya modal yang tidak dimiliki negara lain," tutur Lestari.

Budaya digital adalah budaya Pancasila, hal ini menurutnya haruslah nyata diterapkan sebagai panduan katakter dalam berkehidupan sebagai landasan kecakapan digital. Seperti sila pertama mengenai cinta kasih dan saling menghargai perbedaan, kemudian sila kedua mengenai kesetaraan, sila ketiga harmoni mengutamakan kepentingan bersama. Adapun sila keempat memberi kesempatan setiap orang untuk berekspresi dan sila kelima semangat gotong royong. 

Sehingga Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika seharusnya bisa melawan hoaks yang begitu mudahnya membuat panik dan memecah belah masyarakat. Dengan pemahaman dan pengaplikasian Pancasila di segenap tatanan kehidupan nyata dan digital, masyarakat pun akan hidup secara aman dan damai.

Baca Juga: Simak! Ini 4 Penyebab Masyarakat Mudah Terpapar Hoaks

Program Makin Cakap Digital didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok pendidikan di wilayah DKI Jakarta/Banten merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. 

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Instruktur Edukasi4ID, Puguh Rismadi, System Analist dan Anggota RTIK, Dasep Purnama, serta Wakil Rektor IV Institute Komunikasi dan Bisnis LSPR, Lestari Nurhajati. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: