Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pekan Depan Harga BBM Naik, Luhut Pandjaitan Bongkar Biang Keroknya!

Pekan Depan Harga BBM Naik, Luhut Pandjaitan Bongkar Biang Keroknya! Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menghebohkan masyarakat. Terlebih lagi, Menko Marves, Luhut Pandjaitan, juga telah memperingatkan masyarakat untuk bersiap atas rencana kenaksn BBM yang diperkirakan mulai dilakukan pada pekan depan.

Wacana mengenai kenaikan harga BBM ini sebenarnya telah lama dibahas oleh pemerintah, terutama untuk jenis solar dan pertalite. Alasan kenaikan harga BBM ini adalah meningkatnya beban subsidi yang telah mencapai Rp502 triliun.

Baca Juga: Pekan Depan Harga BBM Subsidi Naik, Elite Partai Demokrat: Masyarakat Deh Jadi Korban

Pemerintah berencana mengurangi subsidi bahan bakar atau bahkan menghapuskannya sepenuhnya, sedangkan mengenai rencana kenaikan harga BBM sendiri terjadi karena berbagai faktor, salah satunya inflasi.

Hal ini karena level inflasi Indonesia per Juli 2022 telah mencapai 4,94 persen secara tahunan. Nilai inflasi tersebut memang bisa dikatakan terkendali, namun bergantung pada kenaikan harga BBM jenis pertalite dan solar karena keduanya masih disubsidi.

Pemerintah akan menaikkan harga BBM dengan tujuan menjaga nilai inflasi agar bisa tetap terkendali dan menekan beban subsidi di APBN. Padahal sebelumnya pemerintah telah menaikkan anggaran subsidi BBM hingga Rp502 triliun.

Namun, upaya tersebut nyatanya masih belum cukup untuk menutupi kenaikan harga minyak dunia dan menanggapi nilai rupiah yang kian melemah. Harga minyak dunia per Agustus 2022 saat ini sudah lebih dari USD 106.7 per barel. Sementara itu, pemerintah Indonesia hanya memberikan perkiraan anggaran harga minyak dunia USD 90 per barel.

Harga BBM subsidi dan non subsidi di Indonesia sendiri saat ini memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Seperti diketahui bahwa pertamax termasuk daftar BBM non subsidi yang harganya mencapai Rp.12.500 per liter.

Sementara pertalite yang masuk ke BBM subsidi hanya dijual dengan harga Rp.7.650. Hal ini membuat banyak pengguna kendaraan bermotor yang lebih memilih pertalite karena lebih murah, sehingga menyebabkan pembengkakan anggaran subsidi. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: