Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kejahatan Digital Diawali Bocornya Identitas Pribadi

Kejahatan Digital Diawali Bocornya Identitas Pribadi Kredit Foto: Unsplash/Shamin Haky
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masifnya kemajuan teknologi informasi membuat masyarakat tidak tertinggal. Kehadiran teknologi, khususnya digitalisasi, membuat setiap orang bisa mencari hal-hal baru dan membangun networking.

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

Pandu Digital Indonesia, Business Coach, Ismita Putri menyebutkan, data tersebut menunjukkan Indonesia menghadapi ironi. Sebab, masyarakat menggunakan internet secara aktif tapi tidak dibarengi literasi yang cukup. Jadi banyak netizen Indonesia yang kemampuan literasi digitalnya di bawah rata-rata.

Baca Juga: Digitalisasi Budaya Jadi Peluang Mewujudkan Kreativitas

"Kita masih butuh belajar lagi. Perlu mengetahui lebih dalam lagi bagaimana seluk beluk digitalisasi. Karena banyak kejahatan di ruang digital," kata Ismita saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur, pada Jumat (19/8/2022).

Kejatahan digital banyak bentuknya. Penipuan, pelecehan online, perundungan online (cyberbullying), hingga penyebaran hoaks, fitnah atau komentar negatif. Perilaku negatif ini banyak ditemukan di dunia digital.

Sekarang ini modus penipuan online juga semakin beragam. Pelaku bahkan mengatasnamakan bank atau pemerintah, kemudian mengaku menyalurkan bantuan pemerintah atau undian berhadiah melalui pesan singkat. Ismita menilai, banyaknya kejahatan digital yang terjadi karena masyarakat belum memahami pentingnya keamanan digital khususnya terkait pengamanan data pribadi.

"Kejahatan bermula karena bocornya informasi data pribadi. Banyak masyarakat belum memahami kalau tidak boleh membagikan informasi pribadi," kata Ismita.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Perkuat Keamanan Digital, Kemenkop UKM Bentuk Tim Tanggap Insiden Siber

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Pandu Digital Indonesia, Business Coach, Ismita Putri. Kemudian Ketua Relawan TIK Surabaya, Muhajir Sulthonul Aziz, S.Kom, M.I.Kom, serta Direktur LKP Mitra Ilmu-Relawan TIK Tulungagung, Khotibul Umam, M.Pd.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: