Zulkifli Hasan Buka Suara, Rupanya Ini Alasan Langka dan Melonjaknya Harga Telur di Pasaran!
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memberikan alasan terkait melonjaknya harga telur ayam ras di pasaran. Menurutnya, kenaikan harga telur ayam ras disebabkan oleh adanya apkir dini di kalangan peternak ayam, dan Kementerian Sosial (Kemensos) yang tengah melakukan rapel program bantuan sosial (bansos) tiga bulan sekaligus.
Sebelumnya, Zulhas menyampaikan bahwa harga ayam ras di pasaran sempat menyentuh Rp24.000/ekor, di mana angka tersebut dapat membuat para peternak merugi. Dikarenakan terjadinya oversupply yang membuat harga menjadi turun drastis, peternak ayam melakukan apkir dini.
Baca Juga: Zulkifli Hasan Bawa Kabar Gembira, Solusi Ekspor Busana Muslim Segera Hadir di Indonesia!
"Itu ayam yang menelur itu dipotong, dijual jadi berkurang, harganya naik. Kita akan undang para pelaku usaha di sektor petelur ini, agar mereka tidak apkir dini lagi, agar harga normal," kata Zulhas saat ditemui awak media di Istana Kepresidenan, Rabu (24/8/2022).
Sementara itu, terkait program bansos yang dirapel tiga bulan sekaligus oleh Kemensos, yang dinilai memicu kelangkaan telur ayam ras di pasaran, Zulhas menyebutkan, "Kemensos kan juga sudah selesai."
Maka dari itu, Zulhas menjanjikan kurang lebih tiga minggu atau satu bulan mendatang, harga telur ayam ras sudah akan kembali normal.
"Tiga minggu (atau) satu bulan mendatang turun lagi (harga telur ayam ras) tapi dengan harga yang wajar. Konsumen beli tidak berat, tapi peternak tidak rugi," ujarnya.
Baca Juga: Ungkit Nepotisme, Anak Buah Giring Harap Anies Baswedan Gak Lupa Soal Konflik Internal Jajarannya
Sebagai informasi, harga rata-rata nasional telur ayam ras di tingkat eceran berada di level Rp31.000/kg pada 23 Agustus 2022, atau mengalami kenaikan sekitar 2,9 persen jika dibandingkan dengan sepekan sebelumnya, dan naik sekitar 6,1 persen dibandingkan sebulan sebelumnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Aldi Ginastiar