Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tekan Impor Kedelai, Kacang Koro Didorong Jadi Bahan Alternatif Tempe

Tekan Impor Kedelai,  Kacang Koro Didorong Jadi Bahan Alternatif Tempe Kredit Foto: Freepik/Endriq
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Kota Bogor mendorong  kacang koro  sebagai bahan dasar produksi tempe menggantikan kedelai yang bergantung pada impor.

“Sebagai kota jasa dan perdagangan, industri kita tidak banyak. Ada satu sudah dilihat Pak Menkop yang substitusi kedelai dengan kacang koro. Kita sarankan ke perajin untuk mengatasi mahalnya harga kedelai impor diganti kacang koro,” kata Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Ganjar Gunawan, pekan lalu.

Ganjar mengemukakan kacang koro yang dapat menjadi alternatif bahan dasar tempe dan bisa ditanam dalam negeri telah diperkenalkan kepada para perajin. Kacang koro sebagian besar ditanam di Provinsi Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sedangkan di Jawa Barat terdapat 100 hektare.

Pemerintah Kota Bogor akan memetakan pesan Presiden Jokowi mengenai hilirisasi industri dengan mengadakan koordinasi dan mempelajari peran yang bisa diberikan Bogor.

“Jadi prinsipnya, kita pun sedang terus coba kolaborasi, koordinasi, dan bangun sinergitas dengan berbagai pihak,” katanya.

Apalagi yang bisa dilakukan terkait hilirisasi, di samping substitusi kedelai yang selama ini impor. Nah, selanjutnya apa lagi? Ini butuh kerja sama semua pihak dengan melihat kondisi dan potensi kota Bogor. Di Kota Bogor, Koperasi Paramaseta MS Fauzan, mengembangkan produksi tempe dan keripik tempe dari kacang koro satu ton per hari

Koperasi pernah berkesempatan memamerkan produknya kepada Menteri Koperasi, Teten Masduki, di Bubulak Tepi Sawah, Kota Bogor. Beberapa waktu lalu, Wakil Sekretaris sekaligus penanggung jawab bidang produksi aneka olahan kacang koro Koperasi Paramaseta MS Fauzan menyampaikan, terdapat dua UMKM produsen tempe dan olahan tempe kacang koro.

Baca Juga: Jadi Alternatif Pengganti Gandum, Petani Diajak Kembangkan Sorgum

Kini, keduanya mulai memproduksi satu ton per bulan. Produk dipasarkan berawal dari mulut ke mulut

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: