Penghapusan penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN) jalur mandiri dikhawatirkan akan mendongkrak biaya pendidikan mahasiswa yang ada di jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) dan seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN).
Pada prinsipnya, jalur mandiri masih sangat dibutuhkan, tidak hanya karena menjadi sumber pendapatan penting buat kampus, tetapi juga untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa dari keluarga mampu untuk membayar lebih sebagai bagian dari skema subsidi silang.
“Jangan sampai jalur-jalur di "paket hemat" tersebut (SNMPTN dan SBMPTN) menjadi mahal, karena penghapusan jalur mandiri,” Kata Senior Fellow Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Totok Amin Soefijanto di Jakarta, kemarin.
Hal itu disampaikan terkait dengan adanya desakan Sebagian pihak yang menilai jalur mandiri dinilai tidak adil dan hanya menguntungkan segelintir orang berduit dan menutup akses mahasiswa cerdas, tetapi perekonomian terbatas.
Desakan mencuat akibat adanya kasus dugaan korupsi Rektor Universitas Lampung dalam penyelenggaraan jalur mandiri PMB yang kini ditangani KPK.
“Momen ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi sistem penerimaan mahasiswa baru secara keseluruhan, dengan fokus untuk mengembalikan kepercayaan publik, dan selanjutnya untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dan perguruan tinggi,” imbuh Totok.
Totok mengingatkan, jangan hanya karena satu kesalahan dalam mengatasi persoalan integritas, komitmen, dan ketamakan perorangan, kita menghapus semuanya.
Ia menambahkan bahwa di tengah meningkatnya biaya kebutuhan dan juga upaya pembenahan tersebut, banyak kampus belum mempertimbangkan keberlangsungan keuangan dan model bisnis secara jangka panjang.
Model bisnis yang bersifat jangka panjang memberikan kemandirian sekaligus keleluasaan bagi perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitasnya. Dalam hal ini, lanjut Totok, transparansi tetap perlu dikedepankan supaya program-program yang dilakukan bisa terawasi dengan baik dan adaptif terhadap perkembangan dunia pendidikan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: