Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemeriahan Hari Kemerdekaan Ukraina Diganti dengan Hujan Roket Milik Rusia

Kemeriahan Hari Kemerdekaan Ukraina Diganti dengan Hujan Roket Milik Rusia Kredit Foto: Reuters/Ukrainian Presidential Press Service
Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan, Rusia melakukan serangan roket ke stasiun kereta api Ukraina pada Rabu (24/8/2022). Serangan ini bertepatan dengan Hari Kemerdekaan ke-31 Ukraina dari pecahnya Uni Soviet. 

Serangan roket milik Rusia menghantam stasiun kereta api Ukraina pada Rabu (24/8/2022) atau tepat di Hari Kemerdekaan ke-31 negara itu. 

Baca Juga: Hari Kemerdekaan Dihantui Ketakutan, Balasan Volodymyr Zelenskiy di Luar Dugaan: Kita Pastikan Pukul Lebih Kuat

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan hal itu dalam sebuah pidato video kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).

Zelenskyy mengatakan, roket menghantam sebuah kereta api di kota kecil Chaplyne, sekitar 145 km barat Donetsk yang diduduki Rusia di Ukraina timur. Empat gerbong terbakar.

Menurut Zelenskyy, sedikitnya 22 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya cedera dalam serangan roket Moskow itu.

"Chaplyne adalah penderitaan kami hari ini. Sampai saat ini ada 22 orang tewas," katanya. 

Ukraina akan membuat Rusia bertanggung jawab atas semua yang telah dilakukannya. "Kami tanpa ragu akan mengusir penjajah dari tanah kami. Tidak ada jejak kejahatan ini yang akan tersisa di Ukraina kami yang bebas," ujar Zelenskyy. 

Perayaan Hari Kemerdekaan 24 Agustus dibatalkan. Namun banyak orang Ukraina menandai kesempatan itu dengan mengenakan kemeja bordir khas pakaian nasional.

Dalam pidato emosional kepada rekan senegaranya pada hari sebelumnya, Zelenskiy mengatakan, Ukraina dilahirkan kembali ketika Rusia menyerbu. Kiev pada akhirnya akan mengusir pasukan Moskow sepenuhnya.

"Sebuah bangsa baru muncul di dunia pada 24 Februari pukul 04.00. Dia tidak dilahirkan, tetapi dilahirkan kembali. Sebuah bangsa yang tidak menangis, menjerit atau ketakutan. Bangsa yang tidak melarikan diri. Tidak menyerah. Dan tidak lupa," kata presiden Ukraina itu berbicara di depan monumen utama kemerdekaan Kiev dengan seragam tempur khasnya.

Zelenskyy dan istrinya, Olena Zelenska, bergabung dengan para pemimpin agama untuk kebaktian di katedral St. Sophia abad ke-11 di Kiev dan meletakkan bunga di peringatan tentara yang gugur. Pemimpin berusia 44 tahun itu mengatakan Ukraina akan merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina timur dan semenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia pada 2014.

"Kami tidak akan duduk di meja perundingan karena takut, dengan pistol mengarah ke kepala kami. Bagi kami, besi yang paling mengerikan bukanlah rudal, pesawat dan tank, tetapi belenggu," ujar Zelenskyy. 

Setelah berhari-hari peringatan bahwa Moskow dapat menggunakan Hari Kemerdekaan untuk menembakkan lebih banyak rudal ke pusat-pusat kota besar. Kota terbesar kedua Kharkiv pun berada di bawah jam malam, setelah berbulan-bulan sering dibombardir. Sirene serangan udara meraung setidaknya tujuh kali di ibukota Kiev pada siang hari meskipun tidak ada serangan yang terjadi.

Dalam pembaruan malamnya, komando tinggi tentara Ukraina mengatakan serangan udara dan rudal Rusia terhadap sasaran militer dan sipil terus berlanjut hingga Rabu. "Hari ini kaya dengan sirene serangan udara," katanya dalam sebuah catatan tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Pada momen perayaan kemerdekaan Ukraina, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan hampir 3 miliar dolar AS untuk senjata dan peralatan untuk Ukraina. Washington telah memberikan lebih dari 13,5 miliar dolar AS bantuan keamanan untuk Kiev.

Selain AS, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga menjanjikan dukungan militer senilai 63,5 juta dolar AS. Janji bantuan ini termasuk 2.000 drone ketika dia melakukan kunjungan mendadak ke Kiev pada Rabu. 

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada Ukraina bahwa mereka adalah inspirasi bagi dunia. "Anda dapat mengandalkan dukungan NATO. Selama itu diperlukan," katanya dalam pesan video.

Perang telah menewaskan ribuan warga sipil, memaksa lebih dari sepertiga dari 41 juta penduduk Ukraina meninggalkan rumah dan meninggalkan kota-kota dalam reruntuhan. Perang tersebut juga mengguncang ekonomi global, menciptakan kekurangan biji-bijian makanan penting, dan mendorong harga energi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: