Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada Cyberbullying, Anak Bisa Menjadi Korban dan Pelaku

Waspada Cyberbullying, Anak Bisa Menjadi Korban dan Pelaku Kredit Foto: Unsplash/ Robo Wunderkind
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perundungan di dunia maya (cyberbullying) masih menjadi ancaman besar di tengah masifnya kemajuan teknologi informasi. Sekarang ini anak bisa menjadi korban atau bahkan pelaku sehingga orang tua harus mampu mengontrol perilaku anaknya di dunia digital.

Kontrol yang dimaksud adalah orang tua mengawasi pertemanan anak-anak, bagaimana membuat konten, postingan, dan komentar di media sosial. Misal di lingkungan pertemanan, anak-anak ternyata berteman dengan pelaku cyberbullying, senang berkomentar tidak senonoh, atau mengunggah gambar-gambar tidak pantas.

Baca Juga: Simak, Langkah Pencegahan Cyberbullying

"Kita bisa mengingatkan anak kita untuk unfriend atau blok teman-temannya, karena bisa saja suatu hari nanti anak kita yang menjadi korban. Kedua, jangan sampai anak juga menjadi pelaku. Harus dilihat juga apa yang dilihat anak di media sosial," kata Managing Director D&D Consulting dan Founder Assessme.id, Ni Made Sudaryani SSi. MM saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Selasa (23/8/2022).

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

Menurut data UNICEF pada 2020, lanjut Sudaryani, 45 persen anak di Indonesia berusia 14-24 tahun menjadi korban perundungan di dunia digital sepanjang 2020. Perilaku negatif ini bisa mengakibatkan rasa tidak nyaman, tidak percaya diri, dan menimbulkan gangguan psikologis pada korban. Pada kasus ekstrem korban bahkan mengambil langkah bunuh diri.

"Intinya membangun komunikasi dan keterbukaan dengan anak. Agar tidak terjadi hal-hal tidak diinginkan. Buat mereka nyaman, jangan kesan menggurui dan memarahi, sehingga mereka merasa nyaman dan terbuka. Kemudian kita bisa tanamkan nilai-nilai etika, jangan sampai anak-anak lolos kendali," kata Sudaryani.

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca Juga: Milenial Paling Banyak Mengalami Cyberbullying

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Managing Director D&D Consulting dan Founder Assessme.id, Ni Made Sudaryani SSi. MM. Kemudian Pengurus RTIK Sidoarjo, Guru Dharma Wanita 1, dan Direktur PT. IKABA, Ika Rahmawati, S.Kom, serta Dosen Universitas Darussalam Gontor dan Anggota Japelidi, Nurhana Marantika, M.A. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: