Wamen Osama mengatakan bahwa untuk menunjukkan keseriusan negaranya, Kerajaan Arab Saudi akan berkontribusi sebesar 10 juta dolar setiap tahunnya pada 10 tahun pertama untuk mendukung program konservasi dan restorasi karang. Dirinya juga mendorong negara lain, baik yang tergabung dalam G20 maupun tidak, serta sektor swasta untuk memberikan sumbangsih.
Hal senada juga ditunjukkan Yabanex Bastita dari perwakilan Organisasi Pendanaan Terumbu Karang Dunia (GFCR) yang akan memprioritaskan Indonesia sebagai target dalam program restorasi dan konservasi terumbu karang.
Baca Juga: Ini 3 Aksi Utama Dilakukan KLHK Wujudkan Indonesia’s FOLU Net Sink 2030!
Terkait dengan pendanaan, Deputi Jodi mengatakan harapannya agar pada workshop tersebut dapat tercipta kolaborasi dalam bentuk pendanaan yang inovatif. "Saya berharap workshop ini dapat menjadi wadah diskusi dan penentuan langkah konkret selanjutnya dalam hal kolaborasi restorasi karang dari perspektif keilmuan maupun sosial-ekonomi," ungkapnya.
Melalui workshop tersebut, Deputi Jodi mengungkapkan rencana untuk membentuk Coral Stock Center (CSC) dan membangun Global Center of Excellence (GCoE) on Coral Reef sebagai pusat ilmu pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkait ekosistem terumbu karang yang pertama di dunia.
Sebagai informasi, pada workshop tersebut diadakan pula panel diskusi yang membahas mengenai kolaborasi global untuk konservasi dan restorasi terumbu karang. Sebagai informasi, workshop tersebut diikuti oleh sejumlah duta besar dan perwakilan kedutaan negara-negara sahabat, Kementerian Lingkungan Hidup negara-negara G20, Kementerian PPN/Bappenas, KKP, KLHK, Kementerian Luar Negeri, Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta Badan Restorasi Gambut dan Mangrove.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum