Menanggapi Pandangan Seluruh Fraksi, Menkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2023 Tetap Dijaga
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menanggapi pandangan seluruh Fraksi mengenai asumsi pertumbuhan ekonomi di dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2023. Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan bahwa Pemerintah sepakat pertumbuhan ekonomi 2023 harus tetap dijaga, sebagai momentum perbaikan kesejahteraan rakyat yang inklusif dan adil serta merata.
"Asumsi pertumbuhan ekonomi 2023 yang disusun telah mencerminkan hasil pembahasan pendahuluan dengan DPR dan pada saat yang sama telah mempertimbangkan perubahan lingkungan dan tantangan ekonomi global yang sangat dinamis," kata Sri Mulyani dalam agenda Rapat Paripurna bersama anggota DPR, di Kompleks Parlemen, Selasa (30/8/2022).
Baca Juga: Di Depan Anggota DPR, Sri Mulyani: Kita Harus Tetap Waspada!
Bendahara negara tersebut mengungkapkan, Pemerintah akan melakukan koordinasi bauran kebijakan fiskal dan moneter serta sektor keuangan agar mampu menyembuhkan scarring effect di perekonomian akibat pandemi. "Pada saat yang sama akan terus mendorong reformasi struktural untuk memperkuat fondasi ekonomi makin kuat dan meningkatkan produktivitas," imbuhnya.
Adapun terkait asumsi pertumbuhan 5,3 persen masih dalam rentang pembahasan awal dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan sejalan dengan proyeksi berbagai lembaga internasional dan analis pasar.
"Namun, kita tetap harus waspada terjadinya kemungkinan risiko pelemahan ekonomi global yang dapat berimbas pada kinerja ekonomi nasional. Permintaan domestik dari segi konsumsi dan investasi harus dijaga momentum pemulihannya, sementara pemerataan pertumbuhan antarpulau, antardaerah, antarsektor harus terus diupayakan," ujar Sri Mulyani.
Sejalan dengan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, Pemerintah akan menjaga inflasi di dalam negeri tetap terkendali. Sebagaimana diketahui, laju inflasi pada bulan Juli 2022 masih relatif moderat, yaitu 4,94 persen.
Bahkan, angka 4,94 persen tersebut relatif rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi di beberapa negara G20 seperti Turkiye dan Argentina yang mencapai masing-masing 79,6 persen dan 71,0 persen. Brazil, Meksiko, dan India juga mengalami lonjakan inflasi yang cukup tinggi di bulan Juli, masing-masing mencapai 10,1 persen, 8,2 persen, dan 6,7 persen.
Baca Juga: Mendagri Turun Langsung Dorong Pemda Jambi Kendalikan Laju Inflasi
"Menghadapi gejolak dan tekanan eksternal kita harus makin kompak, bersama saling menjaga dan melindungi, dengan memanfaatkan instrumen kebijakan fiskal dan moneter secara sinergis, tepat ukuran dan waktu agar terjaga kredibilitas, kesinambungan, dan efektivitasnya. Tantangan gejolak dunia masih cukup panjang," tuturnya.
"Kita harus mampu membangun ketahanan pangan dan energi agar mampu melindungi perekonomian dan rakyat dari ketidakpastian global dan ancaman inflasi yang sangat nyata," kata Sri Mulyani.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Puri Mei Setyaningrum