Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

B20 Indonesia Gandeng Enam Perusahaan untuk Kerja Sama dengan Institusi Pendidikan Vokasi, Ada Perusahaan Astra Group

B20 Indonesia Gandeng Enam Perusahaan untuk Kerja Sama dengan Institusi Pendidikan Vokasi, Ada Perusahaan Astra Group Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

B20 Future of Work & Education Task Force (FOWE TF), Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menggandeng 6 perusahaan besar yakni PT Astra Agro Lestari Tbk; PT Astra Daihatsu Motor; PT Astra International Tbk; PT Astra Otoparts Tbk; PT Bina Karya Prima dan PT United Tractors Tbk untuk menandatangani dokumen perjanjian kerja sama (MoU) serentak dengan puluhan institusi pendidikan. 

Kerja sama ini dilakukan dalam rangka mendukung pendidikan vokasi dan program magang di industri dan dunia usaha dengan konsep link & match. Melalui kerja sama ini, FOWE TF ingin membantu meningkatkan kualitas talenta muda dalam negeri melalui program magang dan penguatan pendidikan vokasi sehingga bisa memenuhi kebutuhan industri saat ini maupun di masa depan.

Chair of B20 FOWE TF, Hamdhani Dzulkarnaen Salim yang juga Direktur Astra dan Presiden Direktur Astra Otoparts dalam sambutannya mengatakan kemitraan dengan 6 korporasi ini merupakan komitmen konkrit dari B20 FOWE TF yang merumuskan tiga rekomendasi kebijakan mencakup tiga prioritas utama yang meliputi penciptaan lapangan kerja, pendidikan yang berkualitas untuk masa depan dan keragaman dan inklusi.

Baca Juga: B20 I&C TF Nilai Kolaborasi Jadi Kunci Praktik Bisnis dan Pemerintahan yang Berintegritas

Pendidikan vokasi, kata Hamdhani, secara tujuan sangat bagus karena memang membekali lulusannya dengan keterampilan. Artinya, pendidikan vokasi sangat strategis untuk memenuhi kebutuhan industri atau link & match. Persoalannya, dunia industri belum bisa merasakan manfaat maksimal dari lulusan vokasi karena keterampilan atau skill yang dimilikinya belum sesuai dengan kebutuhan industri.

“Hal itu bisa karena kurikulum yang ketinggalan zaman, peralatan bengkel atau lab yang minim, kualifikasi pengajar yang tidak kompeten dan banyak hal. Untuk itu, kemitraan ini merupakan penyegaran dan revitalisasi dari pendidikan vokasi melalui program magang, pelatihan, bantuan alat dan revisi kurikulum agar mencapai kesinambungan dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja di masa depan,” ujar Hamdhani, di Jakarta, Senin (29/8/2022). 

Hamdhani mengatakan, teknologi internet dan digitalisasi memang mengubah semua lanskap dunia kerja dan bisnis dengan sangat cepat. “Maka, nantinya 6 perusahaan ini akan memberikan pelatihan, pemagangan dan masukan kurikulum yang sesuai dengan lapangan kerja di masa depan terutama yang berhubungan dengan otomasi, digitalisasi, internet of things, cloud dan banyak lagi,” tambahnya. 

Sedangkan Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani mengatakan seiring berjalannya waktu dan semakin maju teknologi, banyak keterampilan atau skil yang akhirnya usang dan tidak terpakai lagi. Alhasil, banyak perusahaan yang kesulitan mencari tenaga kerja atau profesional yang memiliki keterampilan yang mumpuni, update dan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.

“Dengan munculnya internet ditambah kehadiran pandemi Covid-19, dunia pada akhirnya berubah, tak terkecuali sektor ketenagakerjaan. Internet dan digitalisasi mengubah lanskap pekerjaan, ekonomi bisnis dan industri secara radikal. Untuk itu, mengadopsi, beradaptasi dan menguasai teknologi menjadi pondasi untuk kita bisa terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan baru di masa depan,” kata Shinta.

Indonesia dilihat sebagai negara yang berhasil bangkit dan pulih dari krisis akibat pandemi dengan sangat cepat. Sayangnya, kendati pertumbuhan PDB kita telah pulih dan bahkan melampaui nilai PDB sebelum pandemi, ironisnya tingkat pengangguran Indonesia masih menjadi salah satu yang tertinggi. Untungnya, lanjut Shinta, pemerintah telah memperhatikan masalah ini dan secara aktif bekerja sama dengan sektor swasta untuk merevitalisasi pendidikan vokasi agar menghasilkan talenta dan SDM unggul berkualitas.

“Saya tentu berharap MoU ini akan memperkuat dan lebih meningkatkan kinerja industri dan bisnis. Komitmen dan implementasi dari MoU ini akan memberikan manfaat bagi dunia usaha dunia industri serta menghasilkan SDM vokasi yang mampu meningkatkan daya saing industri. Ini memperlihatkan pendidikan vokasi sangat erat dan berkontribusi besar pada perekonomian nasional,” ujar Shinta.

Baca Juga: Pertemuan B20 Tekankan Pentingnya Peningkatan Kemampuan Digital bagi UMKM dan Startup

Sementara itu, Chair Empoyment Working Group G20 Indonesia yang juga Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Anwar Sanusi dalam sambutannya mengatakan sangat mengapresiasi inisiatif link & match yang dimotori Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia serta B20 FOWE TF dengan menggandeng 6 korporasi besar yang menghasilkan 30 MoU tersebut.

“Penandatanganan MoU ini akan mengakselerasi peningkatan kualitas SDM Indonesia. Presidensi B20-G20 Indonesia harus dijadikan momentum untuk membangkitkan kembali ekonomi indonesia dengan mendidik dan menghasilkan talenta muda berkualitas unggul. Kemajuan suatu negara-bangsa itu dari SDM-nya dan itu jadi aset terpenting kerangka kesejahteraan bangsa,” jelas Anwar.

Menurut Anwar, penyiapan talenta unggul melalui pemberian pelatihan pendidikan vokasi dan pembelajaran seumur hidup seperti yang tergambar dalam MoU ini merupakan pendorong fundamental penciptaan pekerjaan layak. Hal ini, lanjutnya, merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, sektor swasta dan kelompok pekerja demi mencapai cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.

Baca Juga: B20 Berikan Rekomendasi untuk Mengisi Kesenjangan Infrastruktur di Indonesia, Begini Isinya

Dalam kegiatan ini, enam korporasi tersebut menjalin MoU dengan 30 institusi pendidikan baik SMK maupun kampus dari berbagai kota di Indonesia di antaranya PT Astra Agro Lestari Tbk dengan Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta yang menguatkan kerja sama Pemagangan dan Rekrutmen karyawan.

PT Astra Daihatsu Motor menggandeng SMK Plus YSB Suryalaya Tasikmalaya, SMK Budi Perkasa, SMK Muhammadiyah Lemahabang, SMK Muhammadiyah 1 Bantul, SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo, SMK Muhammadiyah 1 Moyudan, SMK Teknologi Batam dan SMK Negeri 5 Surakarta, terkait Sinkronisasi kurikulum, Pelatihan, Standarisasi fasilitas, Asesmen dan Sertifikasi, dan Rekrutmen.

Sementara PT Astra International Tbk dengan SMK PGRI 2 Ponorogo dan SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen. Kedua perusahaan ini menekankan pada Pengembangan national showcase SMK BISA binaan Astra.

Ada juga PT Astra Otoparts Tbk dengan beberapa SMK seperti SMK PGRI 20 Jakarta, SMK Brantas Malang, SMKN 5 Banjarmasin, SMKN 3 Makassar, SMK Dinamika Pembangunan 1 Bekasi, dan SMKN 3 Bekasi yang berkolaborasi terkait Pemagangan, Pelatihan tenaga pengajar dan siswa, serta Rekrutmen.

Lebih lanjut, PT Bina Karya Prima menggandeng Universitas Sanata Dharma dan SMK Caraka Nusantara untuk kolaborasi Pelatihan, Praktek industri, dan Pemagangan intensif.

Lalu PT United Tractors Tbk menjalin kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Akademi Teknik Alat Berat Indonesia Malang, Akademi Komunitas Negeri Pacitan, Sekolah Vokasi UGM, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Politeknik Negeri Nunukan, Politeknik Negeri Madura, Politeknik Pelayaran Sorong, SMK Negeri 1 Ternate, SMK Negeri 1 Likupang Timur Sulawesi Utara, dan SMK Negeri 3 Jayapura dengan kerja sama di bidang Pembinaan dan Pengembangan berbasis kompetensi yang Link & Match, Penelitian, Pengabdian masyarakat, dan Penerimaan mahasiswa baru.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: